INDOPOSCO.ID – Y, seorang siswa kelas XI program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) di SMAN 1 Rangkasbitung, Kabupaten Lebak,Banten, yang tanpa alasan jelas memukuli adik kelasnya kelas X hingga memar dan dirawat di rumah sakit akhirnya diberikan sanksi skorsing dan akan dipindahkan ke sekolah lain diluar Banten.
Kesepakatan ini muncul setelah adanya pertemuan orang tua korban, Ketua TPPK (Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan) di lingkungan sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Heriyanto, Kepala Cabang Dinas (KCD) Dindikbud Banten perwakilan Lebak Gugun Nugraha, aparat kepolisian dan tim pengacara dari Acep Saefudin di kantor KCD Dindikbud Banten wilayah Lebak,Jumat (17/20/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Dindikbud Banten yang diwakili oleh Ketua TPPK dan Koordinator program ADEM Banten Widodo menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas pengobatan siswa yang dipukuli oleh siswa dari program ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) tersebut.
“Biaya pengobatan rumah sakit akan kita tanggung semuanya sampai siswa itu sembuh total,” ujar Kepala KCD Dindikbud Banten wilayah Lebak, Gugun Nugraha kepada INDOPOSCO.IDJumat (17/10/2025).
Sementara Ketua TPPK Provinsi Banten, Heriyanto menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut dan tidak cepat ditangani oleh pihak sekolah.
“Harusnya hal seperti ini segera ditangani pihak sekolah dengan cepat tanpa harus menunggu reaksi dari publik dulu,” tuturnya.
Sementara Vivin orangtua siswa yang dipukuli oleh siswa program ADEM itu mengungkapkan, berdasarkan pengakuan anaknya dan temen teman sekolah putranya itu, pemukulan oleh kakak kelas anaknya itu tanpa alasan yang jelas,yakni ketika adanya pembagian ransum MBG (Makan Bergizi Gratis) Jumat (10/10/2025) lalu.
“Jadi kata beberapa saksi teman anak saya, ketika pembagian MBG, sepatu anak saya bunyi di lantai sehingga membuat siswa titipan dari Kementerian Pendidikan pusat itu tersinggung dan langsung memukuli anak saya bertubi tubi sehingga mengalami luka luka dan harus dirawat di rumah sakit,” ujar Vivin ibu korban.
Ia berharap,kedepannya siswa siswi dari program ADEM yang dikirimkan ke pulau Jawa sudah melalui seleksi yang ketat dan memiliki sikap dan moral yang baik,sehingga tidak membuat resah siswa lokal.
Sementara kepala SMAN 1 Rangkasbitung Heri Pasha mengungkapkan, perilaku Y siswa program ADEM itu acap kali membuat resah pelajar lain karena terlalu arogan.
“Dia tidak boleh tersinggung.Dulu juga pintu sekolah dirusak karena tersinggung dengan sejumlah siswi,” ungkap Heri Pasha.
Diketahui, Program ADEM adalah Afirmasi Pendidikan Menengah, sebuah program beasiswa dari pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memberikan kesempatan pendidikan menengah berkualitas bagi siswa berprestasi dari daerah khusus dan latar belakang khusus, seperti Orang Asli Papua (OAP), daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), dan anak pekerja migran Indonesia (PMI).
Tujuannya adalah pemerataan kualitas pendidikan agar siswa dari berbagai latar belakang ini dapat melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi dan berkontribusi untuk pembangunan di daerah mereka. (yas)