Jembatan Penghubung Muncang-Ciminyak Dibongkar PUPR Lebak, Warga Terisolasi

INDOPOSCO.ID – Pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Muncang dengan Desa Ciminyak di Kecamtan Muncang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dikeluhkan oleh warga setempat.
Pasalnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lebak sebagai Pengguna Anggaran (PA) tidak menyiapkan jembatan darurat sebelum jembatan yang akan dibangun baru itu dibongkar, sehingga praktis kini roda transportasi di wilayah itu lumpuh total.
Udin, seorang warga setempat mengatakan, sejak jembatan utama yang selama ini menjadi penghubung antar wilayah di kecamatan itu dibongkar oleh pemborong sejak Kamis (10/10/2024) lalu, masyarakat harus menyeberangi sungai dengan jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh warga ala kadarnya dari Muncang ke Ciminyak maupun sebaliknya.
“Sekarang kami kadang terpaksa menyeberangi sungai jika hendak ke seberang (Ciminyak -red) karena jembatan utama yang selama ini masih bisa dilewati oleh kendaraan roda empat dan roda di dibongkar,” ungkap Udin warga Muncang kepada wartawan termasuk indopos.co.id,Sabtu (19/10/2024).
Udin menambahkan, setelah jembatan dibongkar maka praktis aktifitas warga menjadi lumpuh total, karena jembatan tersebut selama ini sangat dibutuhkan oleh warga. ”Harusnya sebelum dibongkar dibangun dulu jembatan alternatif atau jembatan darurat agar aktifitas warga tidak terganggu ,” cetusnya.
Umar Fijay seorang tokoh masyarakat yang juga ketua Ormas Gabungan Anak Indonesia Bersatu (GAIB) DPC Lebak sempat diundang oleh kepala Dinas PUPR Lebak untuk mendengarkan aspirasi dan reaksi masyarakat yang resah terhadap pembongkaran jembatan tanpa adanya pembangunan jembatan darurat atau jembatan alternatif agar aktifitas warga tidak terganggu,namun pertemuan itu tidak menemukan titik terang.
Umar Fijay menegaskan, pihaknya akan turun bersama masyarakat melakukan aksi demo apabila tidak ada kejelasan dari Pemkab Lebak untuk segera mencarikan solusi, karena akibat pembongkaran jembatan itu masyarakat jadi terisolasi, apalagi anak anak sekolah yang saat ini terpaksa melewati jembatan darurat yang dibangun oleh warga sangat rawan ambruk,sehingga terkadang mereka harus menyeberangi sungai menuju sekolah
“Kita khawatir saat memasuki musim penghujan aliran sungai ini sangat deras, jangan sampai nanti terjadi hal hal yang tak diiingikan,” kata Umar Fijay.
Ia mengancam akan menurunkan seribu massa ormas Gaib se Kabupaten Lebak turun ke jalan dan Pemkab Lebak jika dalam waktu dekat tidak ada solusi dari PUPR membangun jembatan alternatif yang bisa dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh masarakat tidak efektif dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua, dan itupun sudah banyak korban yang jatuh dari jembatan,” ungkapnya.
Sementara kepala dinas PUPR Lebak Irvan Suyatupika yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp bungkam saat ditanyakan, apakah dinas PUR akan membangun jembatan darurat sebagaimana tuntutan warga ?
Pesan yang dikirimkan indopos.co.id meski sudah dibaca dengan dua tanda centang, namun hingga berita ini ditulis pesan belum berbalas oleh kepala dinas PUP Lebak tersebut. (yas)