Hindari Konflik Gajah, BKSDA Aceh Pasang 59.000 Meter Kawat Kejut

INDOPOSCO.ID – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memasang penghalau (barrier) jenis kawat kejut atau power fancing sepanjang 59.000 meter di sejumlah titik yang memiliki intensitas tinggi konflik antara gajah liar dengan manusia.
“59.000 meter power fancing itu tidak di satu daerah saja tapi seluruh Aceh yang memiliki intensitas tinggi konflik gajah dengan manusia,” kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Jumat (26/11/2021).
Ia menjelaskan hingga saat ini konflik gajah liar dengan manusia terus terjadi di sejumlah wilayah Aceh. Beberapa daerah dengan keseriusan konflik tinggi seperti Kabupaten Pidie, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Jaya serta beberapa daerah lain.
Oleh karena itu, BKSDA terus bermuslihat untuk menanggulangi konflik gajah sumatera itu dengan manusia dengan beberapa metode seperti pemasangan barrier berupa power fancing atau parit serta pemasangan kalung GPS atau GPS collar.
“Power fancing itu kamk pasang tersebar di beberapa daerah, ada di Aceh Timur, Pidie, Bener Meriah, Aceh Jaya, jadi di tempat-tempat dengan intensitas konflik satwa tinggi,” katanya.
Strategi itu, lanjut ia, kita terapkan sambil terus dinamis melihat ruang gajah liar untuk keluar masuk hutan.
Menurut Agus pemasangan power fancing sudah dilakukan sejak 2014, namun BKSDA Aceh lebih meningkatkan pemasangannya selama 2 tahun terakhir, ditaksir ampuh sebagai penghalau gajah liar agar tidak ke pemukiman atau perkebunan milik warga.
“Kalau parit ada juga kami buat bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat. Tapi saat ini kita lebih utamakan pakai power fancing untuk penghalaunya,” kata Agus dikutip Antara.
Untuk kalung GPS, kata Agus, pihaknya memasangkan kepada kawanan gajah liar, guna memantau setiap pergerakan kawanan satwa liar dilindungi tersebut ketika mendekati pemukiman atau perkebunan warga.
“Seperti di Bener Meriah ada beberapa kelompok gajah liar, yang kami pasangi GPS collar itu baru satu kelompok, ke depan akan kami pasang lagi ke kelompok-kelompok gajah liar lain,” ujar Agus. (mg4)