Banyak Calon Kades Datang ke Makam Kramat, Ini Kata MUI Lebak

INDOPOSCO.ID – Adanya fenomena mendatangi makam kramat dan tempat penziarahan oleh sejumlah calon kepala desa ditanggapi oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak KH Pupu Mahpudin.
Menurut Kyai Pupu, mendatangi makam kramat dan tempat penziarahan tergantung dari niatnya. Apakah datang untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia atau meminta doa kepada orang yang sudah meninggal.
”Datang ke makam kramat itu tergantung niatnya dulu. Jika niatnya datang ke makam untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia itu hukumnya sunnah,” terang Pupu kepada Indoposco, Sabtu (9/10/2021).
Sebab, kata Pupu, dengan datang ke makam untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia, selain untuk mengingat kematian juga bisa meringankan beban mayat di dalam kubur
.”Tapi kalau niatnya datang ke makam kramat minta agar dia bisa terpilih menjadi kades itu namanya kuffur, karena iyya kana’budu wa iyya kanasta’in, hanya kepada Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah lah kami minta pertolongan,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, berbagai cara dilakukan oleh calon kepala desa yang akan mengikuti pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak tanggal 24 Oktober 2021 mendatang yang diikuti oleh 266 desa di Kabupaten Lebak, Banten.
Selain menyosialisasikan diri melalui spanduk, baliho dan media lainnya, tak sedikit dari calon kades yang meminta ‘petunjuk’ di tempat kramat atau ke tokoh spritual di berbagai daerah di Banten, bahkan ada yang sampai ke Lampung dan Karawang, Jawa Barat.
Menurut Ujang (bukan nama sebenarnya), seorang mantan kepala desa di Kecamtan Cibadak, sebelum mendatangi tempat tempat yang dianggap keramat atau tokoh spritual, para calon kepala desa berkonsultasi dulu dengan orang yang dianggap ‘pintar’ di desa mereka atau rekomendasi dari kepala desa senior dan tim sukses calon kepala desa.
“Sebelumnya, kita datang dulu ke paranormal, kemudian di sana baru ditunjukkan ke makam kramat mana yang akan dikunjungi. Setelah itu baru kita datang menemui kuncen atau penjaga makan untuk meminta ‘kharomah’ di makam itu agar bisa terpilih,” ungkapnya.
Biasanya barang yang dibawa ke makam kramat itu adalah foto diri, kembang tujuh rupa dan uang mahar untuk kuncen atau penjaga makan. ”Nanti foto kita itu diselipkan di kain putih makam kramat itu, dan lantas dibacakan doa oleh penjaga makam,” ujarnya. (yas)