Polisi Tangkap Dua Pemuda Pengedar Tembakau Gorila

INDOPOSCO.ID – MRA (21) dan RH (19), terpaksa harus berurususan dengan Kepolisian karena memproduksi tembakau gorila di rumahnya. Atas perbuatannya, mereka harus pasrah tidur dibalik jeruji besi.
Diketahui, MRA (21) warga asal Perumahan Safira, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Sedangkan rumah RH beralamat di Cimuncang, Kota Serang, Banten. Keduanya ditangkap di Pasar Royal, Kota Serang 1 Oktober 2021 sekitar pukul 00:15 WIB.
Kasat Res Narkoba Polres Serang Kota AKP Agus Ahmad Kurnia mengatakan, para tersangka ditangkap pada saat hendak melakukan transaksi. Keduanya sudah mendapatkan uang senilai Rp 1,2 juta, dari tiga kali penjualan.
“Kita menangkap MRA dan RH di pinggir jalan Royal. Dari penggeledahan awal kita mendapatkan satu bungkus plastik berisikan tembakau gorila di dalam tas,” katanya, Sabtu (2/10/2021).
Setelah itu, petugas melakukan penggeledahan di rumah MRA. Ditemukan barang bukti satu bungkus tembakau gorila, dua timbangan digital, kompor listrik dan jerigen.
Kemudian, penggeledahan dilanjutkan ke rumah tersangka RH. Ditemukan barang bukti tembakau gorila sebanyak empat bungkus.
“Tersangka dan barang bukti dibawa ke Polres Serang Kota, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tembakau gorila sebanyak 57,1 gram,” terangnya.
Dari keterangan pelaku, bahan baku dibeli melalui akun media instagram seharga Rp2 juta, namun gagal di buatnya.
Kegagalan itu tidak membuat pelaku menyerah, pelaku membeli bahan aku lagi seharga Rp1,8 juta dan dicampurkan dengan produknya yang gagal. Tapi belum kembali modal, keduanya lebih tertangkap dulu oleh petugas.
“Baru berjalan tiga minggu. Karena gagal, dia beli jadi seharga Rp 1,8 juta. Kemudian di campur dengan produk dia yang gagal,” terangnya.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kedua pelaku dikenakan pasal 114 ayat 1 sub pasal 113 ayat 1, juncto pasal 111 ayat 1 dan atau pasal 132 ayat 1 Undang-Undang nomor 35 tahun 2009, tentang Narkotika dan atau Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 04 tahun 2021, tentang perubahan penggolongan narkotika. Ancaman hukuman maksimal 20 tahun. (son)