Tayangan Program Expose Uncensored di Trans7, IKA PMII Jakarta: Kado Buruk Jelang HSN 2025

INDOPOSCO.ID – Menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, dunia pesantren dikejutkan oleh tayangan program Expose Uncensored di stasiun televisi Trans7 yang menyoroti Pondok Pesantren Lirboyo pimpinan Kiai Haji (KH) Anwar Mansyur dengan narasi yang dinilai merendahkan dan menghina martabat pesantren, para kiai, dan santri.

Bendahara Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jakarta, Mohamad Firdaus, menyatakan tayangan tersebut merupakan bentuk stigmatisasi negatif terhadap pesantren, lembaga pendidikan yang selama ini menjadi benteng moral, akhlak, dan penjaga tradisi keilmuan Islam di Indonesia.

“Pesantren adalah tempat menimba ilmu, membentuk karakter, dan mengasah akhlak. Bagi pihak-pihak yang tidak pernah belajar di pesantren, jangan mudah memberikan stigma buruk terhadap dunia pesantren,” kata Firdaus, dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Ia menambahkan, sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran besar pesantren, para kiai, dan santri yang berjuang merebut serta mempertahankan kemerdekaan. Karena itu, framing negatif yang dilakukan Trans7 terhadap pesantren dianggap sebagai penghinaan terhadap dunia pendidikan Islam dan sejarah perjuangan bangsa.

“Tayangan itu menjadi kado terburuk dari Trans7 menjelang Hari Santri. Seharusnya, media televisi nasional justru menampilkan keunggulan pesantren, keteladanan para kiai, dan dedikasi santri dalam membangun akhlak bangsa,” jelas Firdaus.

“Kami mengecam keras tayangan tersebut dan akan melaporkan Trans7 ke pihak berwajib melalui lembaga hukum IKA PMII Jakarta,” imbuhnya.

Firdaus juga mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan pemerintah untuk bersikap tegas memberikan sanksi kepada Trans7 atas tayangan yang dianggap merendahkan martabat pesantren dan para kiai.

“Sebagai bentuk solidaritas terhadap dunia pesantren dan santri di seluruh Indonesia, IKA PMII Jakarta mengajak seluruh masyarakat untuk Boikot dan berhenti mengikuti (unfollow) seluruh program dan kanal media sosial Trans7,” ujarnya.

“Kami tidak akan diam ketika pesantren dan para kiai dihina. Ini bukan hanya soal tayangan televisi, ini tentang harga diri dan marwah dunia pesantren,” tambahnya.(nas)

Exit mobile version