INDOPOSCO.ID – Dalam upaya memperjuangkan pengakuan dan pembangunan kawasan bersejarah tanah kelahiran Panglima Besar Jenderal Soedirman, Aliansi Masyarakat Purbalingga Pemerhati Soedirman (AMPPS) melakukan audiensi dengan Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro, di Jakarta.
Dari 20 anggota delegasi yang datang, hanya 7 perwakilan AMPPS yang diterima secara resmi. Audiensi dibuka oleh Sunaryo, penasihat AMPPS, yang menegaskan bahwa kedatangan mereka adalah bentuk aspirasi masyarakat Purbalingga terhadap penghormatan negara atas jasa dan warisan Jenderal Soedirman.
Juru bicara AMPPS, Yudhia Patriana dan Agus Sukoco, menyampaikan empat poin utama yang menjadi harapan masyarakat:
1. Perbaikan Infrastruktur Jalan Strategis
Jalur penghubung dari Kabupaten Pemalang–Purbalingga hingga Banjarnegara yang melewati tempat lahir Jenderal Soedirman perlu ditingkatkan sebagai akses sejarah dan ekonomi.
2. Pembangunan Kawasan Pendidikan Militer Terintegrasi
AMPPS mengusulkan pendirian pusat pendidikan militer yang terintegrasi dengan industri pertahanan, khususnya cabang PINDAD, sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat perjuangan Soedirman.
3. Revitalisasi Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman
Revitalisasi menyeluruh terhadap monumen, baik fisik maupun konten edukatifnya, agar menjadi destinasi wisata sejarah dan pendidikan bagi generasi muda.
4. Optimalisasi Bandara Panglima Besar Jenderal Soedirman
Bandara yang menyandang nama besar sang Jenderal perlu dioptimalkan sebagai simpul strategis transportasi dan pengembangan wilayah.
Agus Sukoco menambahkan bahwa sejarah adalah akar bangsa, dan Soedirman adalah salah satu pilar kemerdekaan Indonesia. “Kita semua akan berdosa jika tempat kelahiran beliau terus diabaikan. Tidak ada yang kebetulan. Pertemuan ini adalah kehendak-Nya, dan kami percaya Pak Menteri adalah sosok yang ditunjuk untuk mewujudkan aspirasi ini,” ujarnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Wakil Menteri Juri Ardiantoro menyampaikan apresiasi atas gagasan besar yang dibawa AMPPS. Ia mendorong agar seluruh rencana dituangkan dalam bentuk master plan pembangunan kawasan. “Kapan master plan itu selesai, saya akan bantu fasilitasi penuh, terutama untuk hal-hal yang tidak mampu dibiayai oleh pemerintah daerah,” tegasnya.
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat penghargaan negara terhadap warisan sejarah dan perjuangan Jenderal Soedirman, serta membuka jalan bagi pembangunan berkelanjutan di wilayah Purbalingga. (ibs)