Letusan Gunung Semeru Tak Berdampak pada Penerbangan di Bandara Lombok

INDOPOSCO.ID – PT Angkasa Pura Indonesia memastikan letusan Gunung Semeru di Jawa Timur yang terjadi saat ini tak berdampak terhadap aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Terkait gunung Semeru yang meletus sampai saat ini tidak berdampak,” kata Humas Bandara Internasional Lombok Angga Maruli seperti dikutip Antara, Senin (25/8/2025).
Ia mengatakan Bandara Internasional Lombok tetap beroperasi normal hingga saat ini, tidak terpengaruh erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.
Sedangkan berdasarkan jadwal penerbangan di Bandara Lombok, sebanyak 61 penebangan yang berangkat maupun yang datang pada 25 Agustus 2025. “Ada 61 penerbangan hari ini,” katanya.
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur kembali erupsi dengan letusan setinggi 700 meter di atas puncak pada Senin pagi.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 25 Agustus 2025, pukul 06.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam laporan tertulisnya.
Menurut dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 116 detik.
Aktivitas Gunung Semeru dalam pengamatan kegempaan selama 24 jam pada Minggu (24/8), tercatat sebanyak 44 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 54-183 detik, kemudian 5 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-6 mm dan lama gempa 49-90 detik.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga mengalami 14 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-9 mm dan lama gempa 35-90 detik, 1 kali harmonik dengan amplitudo 3 mm dan lama gempa 65 detik, serta 7 kali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 7-33 mm.
Sigit menjelaskan bahwa Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, menurut dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” ujar dia.
Ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(wib)