Pembangunan RS Internasional dan Pengembangan SDM Nakes Harus Berjalan Seiring

INDOPOSCO.ID – Pembangunan Rumah Sakit (RS) Internasional di Bali diyakini mampu menciptakan fitur wisata baru yang otomatis bakal mengangkat kelas pariwisata di Pulau Dewata tersebut. Pengembangan kemampuan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan (nakes) pun menjadi keniscayaan.
Presiden Joko Widodo meletakan batu pertama atau ground breaking pembangunan Rumah Sakit (RS) Internasional Bali, pada Senin (27/12/2021), dalam kunjungan kerjanya di Bali. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Baktiar Najamudin menilai, pembangunan RS Internasional itu merupakan sebuah langkah maju.
“Pembangunan RS Internasional Bali itu berpeluang memunculkan fitur berwisata baru di Bali, yakni wisata kesehatan, yang efektif meningkatkan grade wisata di Bali. Sangat mungkin mendongkrak pula jumlah kedatangan wisatawan lokal maupun asing ke Bali,” ujarnya kepada media, Rabu (29/12/2021).
Menurut Sultan, dengan menyediakan fasilitas kesehatan kelas internasional, Bali tidak hanya akan menjadi destinasi wisata kelas dunia. Bali juga bisa, kata dia, menjadi rujukan pengobatan dan pemulihan bagi kesehatan fisik dan psikis secara terintegrasi.
“Kami optimistis apa yang menjadi harapan pemerintah dalam menahan laju keluarnya devisa negara dengan memberikan pilihan pengobatan di RS modern ini akan efektif terwujud. Tentu saja, dibutuhkan kesadaran bersama, terutama kelompok masyarakat menengah atas, untuk tidak lagi berobat ke luar negeri,” ungkapnya.
Dewasa ini, menurut Sultan, imej kecanggihan teknologi kesehatan dan keahlian dokter spesialis RS luar negeri kerap masih menjadi pertimbangan bagi banyak kelompok masyarakat di dalam negeri. Hal itu, sambung dia, menjadi pekerjaan rumah yang harus dijawab oleh RS Internasional Bali.
“Kami mendorong agar pembangunan RS Internasional itu dibarengi dengan peningkatan kualitas lembaga pendidikan vokasi dokter dan perawat di dalam negeri. SDM kesehatan dengan kualitas internasional juga harus dibangun sejak dini,” tegas senator muda asal Bengkulu itu.
Sultan mengingatkan bahwa hingga kini Indonesia bahkan belum memiliki lembaga sertifikasi internasional nakes, khususnya perawat. Padahal, menurut dia, tenaga ahli madya perawat dari Indonesia dibutuhkan di sejumlah negara di belahan negeri, termasuk Eropa yang memiliki standar perawat berkualitas tinggi.
Presiden Joko Widodo yang hadir dalam peletakan batu pertama itu berharap, masyarakat Indonesia tak lagi berobat ke luar negeri.
“Kita harapkan, nanti Sanur ini menjadi KEK kesehatan. Kalau ini jadi, tidak ada lagi rakyat kita, masyarakat kita, yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Presiden mengungkapkan, setiap tahun, sedikitnya dua juta masyarakat Indonesia melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan kesehatan. Dengan negara tujuan utama, Singapura, Malaysia, Jepang, hingga Amerika Serikat.
“Akibat itu, kita kehilangan Rp97 triliun,” katanya.(arm)