SDM Adaptif, Mentan Buka TOT ‘Integrated Farming Berbasis Closed Loop’

INDOPOSCO.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) RI mendorong petani dan pelaku usaha pertanian menerapkan Intergrated Farming Berbasis Closed Loop, sebagai ‘jembatan’ dengan pasar, sehingga suplai lebih maksimal, sedangkan produk maupun harga menjadi stabil. Kuncinya adalah sinergi dengan BUMN dan swasta.
Langkah penting di Era Industri 4.0 dan Society 5.0 dikemukakan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Kamis (9/12/2021) pada pembukaan Training Of Trainer (ToT) bertajuk Intergrated Farming Berbasis Closed Loop bagi widyaiswara dosen, guru, dan penyuluh pertanian yang akan berlangsung dua hari (9 -10/12/2021).
Kegiatan bagi widyaiswara dosen, guru, dan penyuluh pertanian ini, dihadiri secara luring oleh 60 orang, sekitar 10-40 orang di setiap UPT BPPSDMP yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air, dan sebagian besar diikuti secara daring.
“Saya bahagia dengan ToT ini. Karena, saya berpikir kemajuan bangsa besok ditentukan dengan agenda intelektual dan mindset yang lebih maju,” kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, ToT adalah bagian dari kontribusi penting bagi bangsa dan negara hari ini, besok dan yang akan datang.
Mentan Syahrul menegaskan, pengembangan SDM pertanian yang profesional, berdaya saing, dan berjiwa enterpreneur tinggi adalah kunci agar sektor pertanian jadi semakin baik.
Baca Juga: Mentan Bantu Petani dan Peternak Terdampak Erupsi Semeru
“Intinya ada di SDM. Dari SDM yang baik akan hadir tata kelola yang baik, dan adaptif sesuai tantangan zaman,” ujar mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode.
Menurut Syahrul, ToT ini menjadi penting karena besok penyuluh, dan widyaiswara, dosen, dan guru akan disiapkan untuk menghadirkan SDM pertanian yang adaptif terhadap tantangan baru.
“Tidak ada lain, kecuali SDM pertanian harus kita cetak lebih banyak yang adaptif, memiliki inovasi yang kuat, dan mampu mengimplementasikan riset, teklogi dan sains,” kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, era yang dihadapi saat ini adalah era artificial inteligent maka guru, dosen, widyaiswara dituntut mengetahui artificial inteligent karena dia akan melakukan transfer of knowledge, transfer of behavior.
‘Tidak ada lagi produksi tanpa artificial inteligent. Yang tidak pakai closed loop dan artificial inteligent, maka dia tidak akan laku di dunia,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, mengatakan dengan menerapkan integrated farming berbasis closed loop, maka petani akan mendapatkan jaminan dari produknya.
“Petani akan mendapatkan sarana prasarana produksi pertanian dari subsistem hulu dari upstream kemudian di on farmnya juga tentu saja petani mendapatkan jaminanan pendampingan dari penyuluh, pemerintah daerah, dan juga dari kampus dan lembaga riset,” kata Dedi.
Demikian pula petani, katanya, akan mendapatkan jaminan apa yang dihasilkan bisa lanjut ke proses olahan. Bahkan petani mendapat jaminan produknya betul-betul ada yang beli dengan harga yang menggembirakan.
“Melalui ToT, widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian baik yang ada di pusat, provinsi maupun di kabupaten dan kota akan dibekali berbagai konsep dan teknologi terapan terkait dengan closed loop system,” kata Dedi.
Dedi berharap closed loop ini bisa diimplementasikan dengan baik agar petani mendapatkan jaminan sarana produksi, jaminan menghasilkan produksi tinggi di on farmnya, dan jaminan harga yang menggembirakan.
“Saya sangat berharap konsep ini dimasifkan tahun depan di seluruh pelosok tanah air utamanya di tempat-tempat food estate kita, utamanya food estate yang tidak terlalu luas, seperti di Temanggung, Wonosobo dan lain sebagainya,” harap Dedi. (ibs)