Nasional

Wamendag: Sinergi Kunci Bangun Ekosistem Sistem Resi Gudang

INDOPOSCO.ID – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga melaporkan dibutuhkan sinergi dengan berbagai pihak untuk membuat ekosistem Sistem Resi Gudang (SRG) di Indonesia, alhasil bisa dilaksanakan secara maksimal dan sanggup tingkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.

“Kemendag telah membangun SRG sejak 2006 untuk membantu mengatasi tantangan petani daerah yang kesulitan dalam mendapatkan harga yang menguntungkan saat panen,” ujar Wamendag lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat, ketika public hearing “Membangun Ekosistem Sistem Resi Gudang di Indonesia” yang digelar secara hibrida.

Perihal tersebut, lanjut Jerry, salah satunya diakibatkan karena petani tidak memiliki gudang untuk menyimpan hasil pertanian, alhasil Kemendag memberikan solusi dengan membuat gudang SRG sebagai instrumen tunda jual.

Aktivitas itu diselenggarakan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag bekerja sama dengan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Wamendag menyampaikan untuk mensupport penerapan SRG, Kemendag sudah membuat gudang SRG bersama sarananya lewat APBN di daerah sentra produksi.

“Saat ini terdapat 123 gudang SRG yang dibangun Kemendag di berbagai daerah di Indonesia. Melalui SRG petani dapat menyimpan komoditas selama 3-5 bulan dan dijual kembali ketika harga menguntungkan,” ujarnya.

SRG, lanjutnya, dapat digunakan sebagai instrumen sistem pembiayaan perdagangan melalui pemberian kredit untuk petani dan solusi untuk permasalahan kelebihan suplai.

“SRG bermanfaat untuk menjaga stabilitas harga komoditi di pasar dan menjadi instrumen Pemerintah untuk persediaan pangan nasional,” ucapnya.

Ada beberapa aspek yang dibutuhkan dalam membuat ekosistem SRG di daerah ialah dukungan pemerintah pusat dan daerah serta lembaga SRG; pengelola gudang yang mandiri dan profesional, dukungan infrastruktur pendukung, terciptanya jaringan pemasaran, serta kelembagaan petani/nelayan/peternak di lokasi gudang SRG.

“Faktor tersebut akan membentuk ekosistem yang akan menunjang pelaksanaan SRG yang nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat luas. Merupakan pekerjaan rumah bagi kita bersama untuk membentuk ekosistem yang dapat mendukung pengembangan ekonomi untuk masyarakat ini semakin luas,” tutup Wamendag Jerry.

Sementara itu, Dirut PT KBI Fajar Wibhiyadi berkata KBI sebagai pusat registrasi resi gudang berkewajiban melakukan pencatatan, penyimpanan, pemindahbukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan serta penyediaan sistem dan jaringan informasi resi gudang dan derivatif resi gudang.

Tidak hanya itu, KBI lalu melakukan bimbingan dan sosialisasi tentang pemanfaatan SRG bersama pengelola kebutuhan, khususnya ke daerah sentra komoditas.

“Seiring dengan perkembangan teknologi, KBI telah memperbarui aplikasi registrasi yaitu IsWare NextGen, dengan menggunakan teknologi Blockchain, dan Smart Contract. Dengan aplikasi ini, para pemilik komoditas dapat melakukan registrasi dengan mudah dan aman,” ucap Fajar.

Fajar melanjutkan pusat registrasi resi gudang merupakan perwujudan dari tugas KBI sebagai akselerator ekonomi masyarakat.

“Untuk itu, KBI telah menjalankan program kemitraan dalam lingkup tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui pembiayaan untuk pemilik barang yang menyimpan di gudang resi gudang (RG) sebagai bukti kepemilikan barang yang dijaminkan,” ujarnya. (mg4)

Back to top button