PKS Tak akan Biarkan Ada Upaya Otoriterianisme

INDOPOSCO.ID – Jika ada upaya-upaya untuk memutar balik haluan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kembali ke rezim otoriterianisme, maka hal itu telah mengkhianati semangat dan cita-cita reformasi.
Pernyataan tersebut di atas diungkapkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, Selasa (20/4/2021). Menurut Syaikhu, sebagai bangsa hal itu tidak boleh dibiarkan terjadi.
Dia menegaskan, PKS lahir dengan semangat ingin mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih demokratis. Oleh karena itu, menurutnya PKS akan berjuang sekuat tenaga untuk menjaga dan merawat fitrah demokrasi di Indonesia.
“PKS akan menjadi penjaga demokrasi, bersama rakyat dan kekuatan masyarakat sipil, kami pastikan roda perjalanan bangsa sesuai dengan prinsip demokrasi dalam UUD 1945,” tegasnya.
Sikap oposisi PKS terlahir, menurutnya, bukan karena ingin asal beda. Tetapi sikap oposisi lahir, karena satu kesadaran kebangsaan yang kokoh bahwa demokrasi yang sehat membutuhkan kekuatan penyeimbang.
Dia mengingatkan, semangat reformasi adalah semangat untuk memberikan kemandirian politik dan ekonomi kepada daerah. Bagi PKS, desentralisasi dan otonomi daerah bukan hanya terkait perimbangan kekuasaan pusat dan daerah, tetapi ini adalah komitmen kebangsaan untuk membangun NKRI.
“Desentralisasi dan otonomi daerah kita masih berjalan baik secara prosedural tetapi secara substansial masih perlu perbaikan dan penyempurnaan,” terangnya.
Lebih jauh Syaikhu menegaskan, amanat reformasi adalah supremasi hukum dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM). Supremasi hukum adalah ayah kandung keadilan. Perlindungan HAM adalah ibu kandungnya.
“Penegakan hukum dan HAM adalah dua sisi dari mata uang sama dari keadilan,” ujarnya.
Ia mengingatkan, agar penegak hukum tidak mempermainkan rasa keadilan rakyat untuk kepentingan kekuasaan dan pendukung kekuasaan. Dan kekuasaan tidak melakukan intervensi penegakan hukum untuk kepentingan kekekuasaan.
“Jangan lukai rasa keadilan rakyat demi melanggengkan kekuasaan. Karena kekuasaan itu akan selalu digilirkan. Tidak ada yang abadi di tampuk kekuasaan. Pergunakanlah kekuasaan itu dengan arif dan bijaksana,” terangnya. (nas)