Gunakan Sistem Polder, PIK2 Dijamin Miliki Ketahanan terhadap Banjir Tinggi

INDOPOSCO.ID – Sistem Polder atau sistem yang menggabungkan tanggul, danau dan pompa merupakan solusi penanganan banjir akibat penurunan muka tanah dan kenaikan air laut yang selalu menghantam Jakarta dan pantai utara Jawa.
Hal itu dikatakan Ketua Lembaga Riset Kebencanaan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas. Menurutnya, kekhawatiran akan tenggelamnya suatu wilayah bisa dihindari dengan adanya penerapan sistem Polder.

“Secara sederhananya kita bisa mengibaratkan seperti ember. Dinding tanggul yang mengelilingi kawasan diibaratkan sebagai bibir ember dan air laut berada di luar ember,” ujarnya kepada media melalui keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).
Adapun cara kerja sistem Polder terbagi dua, yakni jika permukaan air laut meningkat, akan diatasi dengan dinding tanggul. Cukup meninggikan dinding tanggul, untuk melindungi kawasan. Kemudian, jika muka air di dalam kawasan yang meningkat saat air hujan turun, itu akan disalurkan ke dalam danau-danau yang ada di dalam kawasan yang selanjutnya dipompa ke laut.
Baca Juga : Pusat Olahraga Hadir di PIK2 untuk Penuhi Kebutuhan Atlet dan Masyarakat
Dengan memanfaatkan dua metode ini, jalanan di dalam kawasan tidak akan pernah ditinggikan 1 cm pun. Contoh sukses penerapan sistem Polder ini adalah Belanda yang sudah menerapkannya selama kurang lebih 200 tahun.
Di sini, 60 persen daratan Belanda berada di bawah permukaan laut. Bahkan kota Amsterdam berada 3 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan di Indonesia, salah satu kawasan yang sudah berhasil menerapkan sistem Polder ini adalah PIK1 dan PIK2, yang dirancang oleh konsultan ternama PT. Witteveen Bos Indonesia.
“Kawasan PIK2 menggunakan sistem polder, sehingga dijamin memiliki ketahanan terhadap banjir yang tinggi,” Deputy Director PT. Witteveen Bos Indonesia, Sawarendro.
Adapun keberadaan danau di dalam kawasan sangatlah penting. Salah satunya, keberadaan danau yang luas di dalam Kawasan Pasir Putih Residences PIK2 sekitar 150 hektare (ha). Lebih dari 10 persen areanya didedikasikan sebagai area penampungan air.
Ini tentunya merupakan salah satu hal yang patut untuk diterapkan oleh kawasan residensial lainnya di Indonesia, yang diharapkan mampu memerhatikan dengan teliti dan seksama mengenai sistem pengelolaan air yang baik, sehingga mampu menekan serendah mungkin risiko terjadinya banjir. (ibs)