Internasional

Israel Bertekad Singkirkan Penguasa Hamas di Gaza, Invasi Darat Segera Dimulai

INDOPOSCO.ID – Bunyi tembakan senapan mesin berat terdengar di sepanjang perbatasan Israel-Gaza pada Jumat (20/10/2023 dini hari, setelah lampu hijau diberikan untuk invasi darat.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, pada hari Kamis (19/10/2023) mengunjungi pasukan yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Gaza. Dia mengatakan kepada pasukan Israel bahwa mereka akan segera melihat daerah kantong Palestina dari dalam.

Seorang komandan infanteri di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka siap untuk menyerang, dan ada tingkat optimisme yang sangat tinggi di antara pasukannya.

Para pemimpin Israel bertekad untuk menyingkirkan penguasa Hamas di Gaza. Itu berarti, operasi dari rumah ke rumah yang dapat memakan waktu bertahun-tahun dan mengakibatkan lebih banyak korban jiwa di kalangan warga Palestina.

Israel menolak membahas rencana mengenai apa yang akan terjadi di Gaza setelah Hamas digulingkan. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang berada di Israel pada hari Rabu, bertanya tentang Gaza pasca-Hamas. Dilaporkan bahwa semua sumber daya saat ini terfokus pada invasi, bukan pada hari berikutnya.

Namun beberapa politisi Israel merujuk pada perluasan zona demiliterisasi di sekitar perbatasan.

Pada Jumat dini hari, dilaporkan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas militer Israel di sekitar perbatasan Israel-Gaza.

Hal ini terjadi beberapa jam setelah Gallant menabuh genderang perang dalam sebuah pengarahan kepada pasukan Israel yang berkumpul di perbatasan dengan Gaza. Gallant meminta pasukan Israel untuk memusnahkan Hamas.

“Siapa pun yang melihat Gaza dari jauh akan segera melihatnya dari dalam. Perintahnya akan datang, saya berjanji. Tidak ada pengampunan untuk hal ini. Yang ada hanyalah pemusnahan total terhadap organisasi Hamas, infrastruktur teror, segala sesuatu yang berkaitan dengan teroris dan siapa pun yang mengutus mereka,” tegas Gallant seperti dilansir Daily Mail, Jumat (20/10/2023).

“Ini akan memakan waktu seminggu, akan memakan waktu satu bulan, akan memakan waktu dua bulan, sampai kita memusnahkan mereka. Anda tidak sendirian dalam pertempuran. Kami mempercayai Anda dan mengandalkan Anda. Lanjutkan pelatihan selagi ada waktu,” tambahnya.

Puluhan ribu tentara Israel kini ditempatkan di perbatasan untuk serangan darat di Jalur Gaza, di mana 203 sandera disandera oleh teroris Hamas.

Hal ini terjadi ketika Israel terus menggempur Gaza dengan serangan udara hari ini, ketika jutaan warga Palestina yang terjebak di daerah kantong tersebut sangat menantikan pengiriman bantuan darurat internasional yang pertama.

Dalam waktu hampir dua minggu sejak Israel memulai pengeboman udara sebagai respons terhadap serangan dahsyat yang dilakukan teroris Hamas yang menewaskan 1.300 orang, ribuan rumah telah hancur dan 3.785 warga Palestina tewas, termasuk 1.524 anak-anak.

Pada hari Kamis, tentara Israel mengatakan mereka telah menghancurkan lokasi peluncuran rudal dan terowongan, mengklaim lebih dari 10 teroris telah dibasmi.

Komunitas internasional mendesak Israel untuk meminimalkan korban sipil dan mengizinkan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk memasuki Gaza. Namun di Israel, dentuman perang semakin keras.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengerahkan pasukan di dekat Gaza pada hari Kamis, menunjukkan invasi sudah dekat. Dia bersumpah pasukannya akan bertarung seperti singa dan menang dengan kekuatan penuh.

Ketika ditanya tentang pergerakan militer, juru bicara IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan bahwa militer sudah siap, tetapi tidak akan mengumumkan invasi mereka terlebih dahulu.

“Pasukan cadangan telah siap, diperlengkapi, berorientasi pada misi, dan bersiap untuk tahap operasi kami selanjutnya,” kata Conricus.

“Tetapi saat ini, tentu saja, kami tidak akan mengumumkan kapan, di mana, dan bagaimana kami akan memajukan atau melakukan atau meningkatkan aktivitas militer kami,” tuturnya.

Nir Barkat, Menteri Perekonomian Israel, membenarkan bahwa invasi tersebut telah disetujui, dan kini terserah kepada militer untuk memutuskan kapan akan menyerang.

“Pemerintah Israel sudah mengambil keputusan, memberikan lampu hijau kepada tentara untuk memusnahkan mereka (Hamas) dan kini semuanya ada di tangan tentara,” katanya.

Biden meninggalkan Israel pada Rabu malam, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, berkunjung pada Kamis pagi, dan kemudian berangkat ke Arab Saudi.

Biden berpidato di hadapan rakyat Amerika dari Ruang Oval Gedung Putih pada Kamis malam. Dia menggunakan pidatonya untuk menjelaskan mengapa perang Israel dan pertempuran di Ukraina sangat penting bagi Amerika Serikat.

Biden juga mendesak penerapan kesepakatan yang ditengahinya dengan Israel dan Mesir untuk mengizinkan bantuan dalam jumlah terbatas ke Gaza mulai Jumat (20/10/2023).

“Rakyat Gaza sangat membutuhkan makanan, air, dan obat-obatan,” kata Biden dalam pidato yang disiarkan televisi dari Ruang Oval sekembalinya dari Tel Aviv.

Namun di dekat perbatasan Mesir dengan Gaza, makanan, obat-obatan, alat pemurni air dan selimut menumpuk, sehingga menimbulkan keraguan bahwa penyeberangan Rafah akan dibuka sesuai rencana.

“Kami berharap akan ada penyeberangan besok,” kata Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Tetapi yang pasti, berdasarkan pengalaman yang kami alami beberapa hari terakhir, kami juga sekaligus khawatir apakah hal ini akan terjadi,” ujarnya. (dam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button