Dokter Suriah di Polandia Peringatkan Migran Tak Melalui “Jalur Maut”

INDOPOSCO.ID – Dokter asal Suriah Kassam Shahadah menetap di Polandia sebagai pengungsi perang 3 tahun lalu. Saat ini dia menjadi sukarelawan di perbatasan untuk membantu migran Timur Tengah yang berani masuk ke negara itu setelah menempuh perjalanan berbahaya melewati hutan beku.
Dia merasa beruntung mendapatkan tempat tinggal melalui suaka. Walaupun dia menguasai kemauan para migran untuk tinggal di Uni Eropa(EU), dia memiliki cukup banyak pengalaman untuk menasihati mereka: “Jangan lakukan dengan cara ini”.
“Setiap anak memimpikan hidup yang lebih baik, kedamaian dan segala hal yang memberi mereka kesenangan dan kebahagiaan. Setiap orang ingin kabur dari negara itu… Itu neraka,” tutur Shahadah tentang Suriah, negara asal sejumlah migran, seperti dikutip Antara, Sabtu (20/11/2021).
“Namun, itu rute maut,” tutur Shahadah (54 tahun) di rumah sakit tempatnya bekerja sebagai dokter keluarga di Kota Grajewo, Polandia.
“Saya tidak akan menyarankan siapa pun untuk melakukan perjalanan seperti itu. Sangat beresiko dan sering kali berujung pada kegagalan,” tuturnya.
Sekitar 10 migran dipercayai telah tewas di hutan sepanjang perbatasan itu akibat suhu musim dingin yang mengerkah, tutur otoritas setempat. Lebih banyak lagi yang terluka atau mengidap tanpa makanan dan minuman selama berhari-hari.
EU mendakwa Presiden Belarus Alexander Lukashenko sengaja melayangkan para migran Timur Tengah itu dan mendorong mereka menerobos perbatasannya ke Polandia dan Lithuania sebagai bayaran atas sanksi yang dijatuhkan EU atas bentrokan dalam pemilihan ulang dirinya.
Pemerintah Belarus di Minsk menyangkal dakwaan itu, tetapi darurat perbatasan sudah memanas menjadi peperangan Timur-Barat yang serius.
Shahadah, yang terpikat mengungsi ke Polandia karena sempat kuliah medis di sana sekitar 3 dekade lalu, saat ini menjadi relawan di badan amal kemanusiaan yang menanggulangi migran baru.
Dia sering-kali menjadi penerjemah Bahasa Arab untuk beberapa rumah sakit yang menjaga migran atau membantu keluarga mereka untuk menguasai apa yang terjadi pada orang-orang terkasih mereka yang hilang atau meninggal.
Shahadah mengatakan para pendatang baru khawatir dituntut kembali ke Belarus.
“Apa yang mereka lihat, apa yang mereka alami di sana, adalah mimpi buruk buat mereka,” ucapnya. (mg4)