China Tak Punya Hak Menentang Taiwan Masuk Pakta Perdagangan Pasifik

INDOPOSCO.ID – Pemerintah Taiwan menyatakan China tak punya hak menentang atau mengomentari upaya Taiwan untuk bergabung dengan pakta perdagangan pan-Pasifik. Bahkan mereka menilai China hanya “penjahat besar” yang selalu mengintimidasi negara itu.
Pernyataan itu dilontarkan setelah terjadi “perang kata-kata” antara Taipei dan Beijing terkait keputusan kedua pihak untuk mengajukan diri bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Taiwan — yang diklaim oleh China sebagai wilayahnya — pada Rabu (22/9) mengatakan bahwa pihaknya telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan CPTPP, kurang dari seminggu setelah China mengajukan permohonan serupa. Kementerian Luar Negeri China langsung mengatakan pihaknya menentang Taiwan bergabung dalam “organisasi resmi”.
Sementara pada Kamis (23/9), Taiwan mengatakan China mengirim 24 pesawat militer ke zona pertahanan udara pulau tersebut. Tindakan itu dipandang oleh Taipei sebagai bagian dari upaya pelecehan yang dilakukan China.
Dalam sebuah pernyataan departemen luar negeri Taiwan mengatakan China “tidak punya hak untuk berbicara” tentang pengajuan Taiwan untuk bergabung CPTPP. Demikian dilaporkan Antara, Jumat (24/9/2021).
“Pemerintah China hanya ingin menggertak Taiwan di komunitas internasional, dan (China) merupakan penjahat utama dalam peningkatan permusuhan di Selat Taiwan. China juga bukan anggota CPTPP dan sistem perdagangannya secara luas dipertanyakan karena tak memenuhi standar tinggi blok trans-Pasifik,” kata deplu Taiwan.
China mengirim angkatan udaranya untuk mengancam Taiwan setelah negara itu mengeluarkan pengumuman soal pengajuan untuk bergabung dengan CPTPP. “Pola perilaku ini hanya bisa datang dari China,” kata deplu Taiwan.
Menurut Taiwan, China menentang Taiwan menggunakan perdagangan dan memaksakan “ruang internasionalnya” untuk menjalankan tindakan-tindakan yang mengarah pada kemerdekaan.
Dalam sebuah pernyataan yang juga dikeluarkan pada Kamis malam, Kantor China untuk Urusan Taiwan mengatakan masuknya China ke CPTPP akan menguntungkan pemulihan ekonomi global pascapandemi. “Kami berharap negara-negara menangani hal-hal terkait Taiwan dengan tepat dan tak memberikan kemudahan untuk kegiatan kemerdekaan Taiwan,” kata kantor China itu.
Perjanjian tersebut, yang dimulai dengan 12 anggota awal dan sebelumnya dikenal sebagai Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), dipandang sebagai alat penyeimbang ekonomi yang penting terhadap pengaruh China yang semakin besar.
Namun, TPP berada dalam ketidakpastian pada awal 2017 ketika Amerika Serikat yang saat itu dipimpin Presiden Donald Trump mengundurkan diri dari TPP. Kemitraan kemudian berganti nama menjadi CPTPP, menghubungkan Kanada, Australia, Brunei, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam. (wib)