AS Akan Danai Bantuan untuk Afghanistan, Bukan Pemerintahnya

INDOPOSCO.ID – Kongres Amerika Serikat kemungkinan akan membiayai PBB serta badan-badan lain untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Afghanistan, akan tetapi tidak melalui pemerintah baru pimpinan Taliban.
AS telah menjadi salah satu penyumbang besar Afghanistan sejak menginvasi negara itu untuk menaklukkan Taliban pada 2001.
Mereka mencurahkan dana sekitar USD130 miliar (Rp1. 852, 7triliun) untuk keamanan, pemerintahan, pembangunan, serta bantuan kemanusiaan, Sabtu (4/9).
Para asisten anggota kongres dari Partai Demokrat menjelaskan para legislator hampir pasti akan memberi bantuan kemanusiaan kepada pengungsi serta masyarakat Afghanistan yang terlantar, namun tidak kepada pemerintahnya, setidaknya untuk saat ini.
“Akan menjadi sulit untuk meyakinkan anggota Kongres melakukan sesuatu yang terkesan mendukung pemerintah Taliban,” tutur seorang asisten anggota senior Senat Demokrat, Sabtu (4/9).
Ia mengatakan anggota Kongres enggan “mendukung sebuah pemerintahan yang menjadi laknat bagi kita.”
Seorang asisten anggota senior Senat Republik menyuarakan hal serupa.
“Anggota Republik tentu tidak akan mendukung pemberian dana pada Taliban,” tutur asisten tersebut.
Ia menyatakan mereka tidak ingin memberi uang sepeser pun sampai warga AS serta warga Afghanistan yang bekerja pada AS dapat meninggalkan Afghanistan.
Walaupun ada pemahaman kalau badan-badan seperti Program Pangan Dunia (WFP) serta Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) memerlukan dana, para anggota menginginkan persyaratan yang ketat mengenai bagaimana dana itu dihabiskan.
“Diperlukan sebuah pandangan yang jelas seperti apa bantuan itu serta bagaimana mengalirkannya,” tutur ia.
Untuk tahun fiskal 2022 yang dimulai 1 Oktober, Kongres menyisihkan perhitungan 136 juta dolar AS (Rp1,9 triliun) untuk Anggaran Dukungan Ekonomi.
Menurut asisten Demokrat, anggaran itu merupakan sumber pendanaan gaji pemerintah Afghanistan.
Ada pula anggaran USD52,03 juta (Rp 741 miliar) untuk bantuan kemanusiaan bagi Afghanistan, menurut Inspektur Jenderal Khusus bagi Rekonstruksi Afghanistan.
Para asisten mengesampingkan kontribusi AS pada gaji pegawai sipil Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban yang menangani pelayanan dasar seperti sekolah, klinik kesehatan serta rumah sakit.
“Saya sulit membayangkan hal itu terjadi, karena bagaimana kita akan tahu dana itu tidak jatuh ke tangan yang salah?” tutur asisten Demokrat.
Asisten itu menjelaskan Kongres mungkin akan memberikan 144 juta sampai 279 juta dolar seperti yang disisihkan setiap tahun dalam satu dekade terakhir untuk bantuan kemanusiaan Afghanistan, tergantung pada kebutuhan badan-badan PBB serta lainnya.
Departemen Luar Negeri AS belum memberi komentar apakah mereka meminta tambahan dana untuk Afghanistan.
Sumber-sumber di Taliban menjelaskan salah satu pendiri kelompok itu, Mullah Abdul Ghani Baradar, akan memimpin pemerintah baru yang diumumkan segera.
Tugas pertama pemerintah yang baru adalah mencegah keruntuhan ekonomi karena kekeringan serta kerusakan akibat perang selama 20 tahun.
Petempur Taliban merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus.
Misi evakuasi besar-besaran dilaksanakan AS untuk mengangkut keluar sekitar 124 ribu warga Amerika, warga asing lain serta warga Afghanistan yang berisiko mendapat pembalasan Taliban. (mg2)
Sumber: Reuters
Dikutip dari: Antara