Internasional

Presiden Prancis Macron Dikabarkan Jadi Korban Pegasus

INDOPOSCO.ID – Presiden Prancis Emmanuel Macron dikabarkan menjadi korban pegasus. Kabar ini menjadi ramai diperbincangkan setelah adanya laporan Amnesty Internasional bahwa ada sejumlah Presiden, Perdana Menteri dan Raja yang menjadi target dari malware buatan NSO, perusahaan asal Israel.

Diketahui, bahwa pegasus merupakan malware berbahaya yang bisa masuk ke gawai seseorang dan melakukan kegiatan surveillance atau mata-mata. Pegasus sebenarnya sebuah ‘trojan’ yang begitu masuk ke dalam sistem target, dapat membuka ‘pintu’ bagi penyerang untuk dapat mengambil informasi yang berada di target. Lebih spesifik boleh dikatakan sebuah spyware.

Laporan dari Amnesty International dan Citizen Lab, menyusul dugaan kebocoran data pada 50.000 target potensial alat mata-mata Pegasus NSO, termasuk didalamnya adalah 10 Perdana Menteri, 3 Presiden dan 1 Raja menjadi target Pegasus.

Pakar keamanan siber, Pratama Persadha mengatakan, malware banyak dijual bebas di pasaran, bahkan ada beberapa yang bisa didapatkan dengan gratis. Yang membedakan adalah teknik atau metode yang digunakan agar malware tersebut untuk dapat menginfeksi korban, serta teknik untuk menyembunyikan diri agar tidak dapat terdeteksi oleh anti virus maupun peralatan security dan juga teknik agar tidak dapat di tracking.

“Saat ini sangat sulit untuk menghindari kemungkinan serangan malware. Pegasus sendiri hanya membutuhkan nomor telepon target. Ponsel bisa jadi terhindar dari Pegasus jika nomor yang digunakan tak diketahui oleh orang lain,” katanya, Sabtu (24/7/2021).

Ia menjelaskan, teknik yang digunakan oleh pegasus ini biasa disebut dengan remote exploit dengan menggunnakan zero day attack atau suatu metode serangan yang memanfaatkan lubang keamanan yang tidak diketahui bahkan oleh si pembuat sistem sendiri belum diketahui.

Menururnya, serangan ini biasanya sangat sulit terdeteksi oleh perangkat keamanan, walaupun terupdate. Hal ini yang membuat pegasus sangat berbahaya.

“Jika menilik malware Pegasus, cukup dengan panggilan WhatsApp, ponsel penerima sudah terinfeksi, bahkan tanpa harus menerima panggilannya. Dengan metode yang sama dan mengirimkan file lewat WhatsApp juga bisa menyebabkan peretasan,” jelasnya.

Diterangkan Pratama, tidak hanya aplikasi Whatsapp saja yang bisa dimonitor. Namun semua aplikasi yang terinstal di dalam smartphone tersebut. Sebab, Pegasus dapat mengumpulkan semua data ponsel jika malware berhasil ditanamkan.

Maka data dari ponsel bisa disedot dan dikirim ke server. Bahkan yang lebih mengerikan, Pegasus bisa menyalakan kamera atau mikrofon pada ponsel untuk membuat rekaman secara rahasia.

“Prinsipnya adalah, Pegasus bisa melakukan segala hal di Smartphone kita dengan kontrol dari dashboard. Bahkan bisa melakukan pengiriman pesan, panggilan dan perekamanan yang tidak kita lakukan,” terangnya di.

Bagi Indonesia, kata dia, ini seharusnya menjadi pegingat pentingnya mengembangkan perangkat keras sendiri serta aplikasi chat serta email yang aman digunakan oleh negara. Sehingga mengurangi resiko eksploitasi keamanan oleh pihak asing.

Ia menyarankan, presiden dan para pejabat penting negara harus waspada dalam memakai Whatsapp, karena menjadi pintu masuk Pegasus.

“Ponsel apapun termasuk iPhone masih bisa ditembus oleh Pegasus. Langkah preventif yang paling bisa dilakukan adalah menggunakan software enkripsi, sehingga data yang ditransmisikan atau dicuri oleh pegasus tidak serta merta langsung bisa dibuka atau diolah,” terangnya. (son)

Back to top button