Inilah Profil GM Irene Sukandar yang akan Lawan Dewa Kipas

INDOPOSCO.ID – Nama pecatur putri Indonesia Grand Master (GM) Irene Kharisma Sukandar beberapa hari terakhir ini ramai dibicarakan di media sosial. Nama GM Irene ramai dibicarakan karena ikut bersuara di tengah polemik antara Dewa Kipas alias Dadang Subur dengan Gotham Chess yang menyita perhatian banyak kalangan khususnya netizen (warganet).
Bahkan Irene Sukandar semakin menjadi pusat perhatian netizen karena menyatakan bersedia untuk melawan Dewa Kipas alias Dadang Subur dalam pertandingan persahabatan yang disponsori oleh Deddy Corbuzier.
Awalnya adalah video podcast Deddy Corbuzier yang mengundang bintang tamu Dadang Subur alias Dewa Kipas dan anaknya, Ali Akbar, yang tayang pada Sabtu (13/3/2021) lalu. GM Irene kemudian membuka suara dan menyatakan kekecewaannya terkait polemik antara Dewa Kipas dengan Gotham Chess.
Ia sampaikan itu melalui surat terbuka yang diposting di Twitternya @irene_sukandar. Dalam surat terbukanya itu, Irene mengatakan Deddy Corbuzier tidak memberikan informasi secara lengkap terkait polemik Dadang Subur alias Dewa_Kipas.
Irene berpendapat, kejadian ini sudah merugikan banyak pihak dan tidak sebanding dengan rasa malu yang diterima Irene dan teman-teman pecatur yang selama ini telah menjaga nama baik cabang olahraga ini di dunia.
Surat terbukanya itu langsung mendapat respons dari Deddy Corbuzier dan mengundangnya untuk berbincang di podcast Deddy Corbuzier. Selanjutnya, muncul tawaran dari Deddy Corbuzier untuk melakukan rematch (pertandingan ulang) antara Dewa Kipas dengan salah satu grand master catur Indonesia.
Tahukah Anda, siapa Irene Kharisma Sukandar itu sebenarnya? Wanita yang kini berusia 28 tahun itu, adalah pecatur Indonesia pertama yang berhasil mendapat gelar Grand Master Internasional Wanita (GMIW) mulai Desember 2008.
Cewek cantik kelahiran Jakarta pada 7 April 1992 ini telah mewakili Indonesia di berbagai ajang kejuaraan dunia di antaranya dalam Olimpiade Catur tahun 2004, 2006, 2008 dan 2010. Ia bahkan pernah mengikuti kejuaraan dunia junior di bawah 14 tahun pada 2004 yang diselenggarakan di Yunani.
Selain itu, dia juga pernah menjadi juara pertama salah satunya pada tahun 2007 di turnamen catur piala Rektor Ukraina yang digelar di Ukraina.
Anak kedua dari pasangan Singgih Yehezkiel dan Cici Ratna ini sudah kenal papan catur sejak umur 7 tahun. Padahal ayahnya adalah atlet tenis meja, namun ia mengaku awalnya tidak hanya menekuni catur saja melainkan juga serius di tenis meja.
Namun, keinginan Irene untuk berkarir di dunia catur secara penuh baru muncul di usia 9 tahun. Pada saat itu ia mengikuti Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA). Pada saat berusia 20 tahun, Irene pernah buat sejarah sebagai pecatur wanita pertama Indonesia yang meraih juara di Asian Continental Chess Championship kategori women standard chess. Kejuaraan tersebut menjadi ajang kualifikasi kejuaraan dunia catur wanita.
Selain catatan prestasi dan gelarnya, Irene juga pernah meraih rekor. Pada tahun 2008, Museum Rekor Indonesia menobatkannya sebagai Wanita Pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita. (dam)