Mirip 1998 di Indonesia, Myanmar Terus Memanas

INDOPOSCO.ID – Mirip suasana 1998 di Indonesia, suhu politik di Myanmar terus memanas. Puluhan ribu orang keluar memenuhi jalan-jalan pada Minggu (7/3/2021) dalam salah satu hari terbesar protes terhadap kudeta bulan lalu, meskipun terjadi serangan semalam oleh pasukan keamanan di kota besar Yangon terhadap para pemimpin kampanye dan aktivis oposisi.

Sejumlah polisi terpaksa menembakkan gas air mata dan granat setrum di Kota Lashio di wilayah Shan utara negara itu, menurut video siaran langsung yang diunggah di Facebook.

Seorang saksi mata mengatakan, polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes di kota kuil bersejarah Bagan , tetapi tidak jelas apakah mereka menggunakan peluru karet atau peluru tajam.

Tidak ada laporan tentang korban jiwa. Protes di setengah lusin kota lain berlangsung damai. Kerumunan massa terbesar terjadi di kota kedua Myanmar, Mandalay, di mana para aktivis menggelar protes duduk setelah dua menit hening untuk menghormati orang-orang yang dibunuh oleh polisi dan tentara, video menunjukkan.

PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) mengatakan, pasukan keamanan telah membunuh lebih dari 50 orang untuk membasmi demonstrasi dan pemogokan harian di negara Asia Tenggara itu sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.

“Mereka membunuh orang seperti membunuh burung dan ayam,” kata seorang pemimpin protes kepada kerumunan di Dawei, di selatan negara itu. “Apa yang akan kita lakukan jika kita tidak memberontak melawan mereka? Kita harus memberontak,” ujarnya dilansir Reuters melalui Antara.

Protes juga diadakan setidaknya tiga tempat di Yangon, di mana penduduk mengatakan, tentara dan polisi pindah ke beberapa distrik dalam semalam, melepaskan tembakan. Mereka menangkap setidaknya tiga orang di Kotapraja Kyauktada, kata penduduk di sana. Mereka tidak tahu alasan penangkapan itu.

Tentara juga datang mencari pengacara yang bekerja untuk Liga Nasional Suu Kyi untuk Demokrasi tetapi tidak dapat menemukannya, kata seorang anggota parlemen yang sekarang dibubarkan, Sithu Maung, dalam sebuah unggahan Facebook.

Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar. Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar. Lebih dari 1.700 orang telah ditahan di bawah junta pada Sabtu (6/3/2021), menurut angka dari kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Itu tidak memberikan angka untuk penahanan semalam. (aro)

Exit mobile version