Gaya Hidup

Golden Period: Saat Stroke Menyerang, Waktu Adalah Nyawa

INDOPOSCO.ID – Setiap detik bisa menjadi penentu hidup dan mati saat stroke menyerang. Penyakit ini bukan hanya pembunuh nomor dua di dunia, tetapi juga penyebab utama kecacatan jangka panjang di Indonesia. Bayangkan, setiap enam detik satu nyawa melayang akibat stroke menurut data WHO. Ironisnya, kasus di Indonesia justru terus meningkat, terutama di kota-kota besar dengan gaya hidup penuh tekanan.

Penanganan stroke dikenal sangat bergantung pada waktu. Ada istilah golden period, yakni 3 sampai 4,5 jam pertama sejak gejala muncul. Bila pasien mendapatkan penanganan dalam waktu ini, peluang pemulihan mendekati kondisi semula sangat tinggi. Namun bila terlambat, kerusakan otak bisa menjadi permanen.

Untuk itu, Medistra Hospital menghadirkan Stroke Ready Hospital, sebuah layanan terpadu yang dirancang khusus agar pasien dengan gejala stroke dapat segera ditangani secara cepat, tepat, dan menyeluruh sejak detik pertama tiba di rumah sakit.

Program ini dihadirkan sebagai bentuk komitmen rumah sakit dalam menyelamatkan nyawa pasien stroke sekaligus menurunkan angka kecacatan.

Direktur Medistra Hospital, Dr. Adhitya Wardhana, MARS, menegaskan bahwa program Stroke Ready Hospital ini tidak hanya melibatkan tim medis yang terlatih, dan siap siaga 24 jam, tetapi juga fasilitas yang lengkap untuk mendukung penanganan cepat dan tepat.

“Medistra Hospital adalah rumah sakit yang siap memberikan perawatan terbaik, dengan tim medis yang berkompeten dan berpengalaman dalam menangani kasus-kasus stroke,” ujar Dr. Adhitya dalam talk show yang digelar Medistra Hospital di Jakarta, pada Rabu (24/9/2025).

Selain penanganan darurat, Medistra Hospital juga menyediakan layanan rehabilitasi pasca-stroke untuk membantu pasien yang datang terlambat atau mengalami sisa gejala agar tetap dapat hidup mandiri.

Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis saraf di Medistra Hospital, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) menjelaskan bahwa stroke bukanlah akhir dari segalanya. Memang, tidak semua pasien stroke bisa kembali normal sepenuhnya. Namun dengan terapi yang tepat dan dukungan berkesinambungan, banyak pasien yang tetap mampu bangkit serta kembali menjalani hidup secara produktif.

“Tidak semua pasien bisa kembali normal sepenuhnya, apalagi jika penanganan terlambat. Namun dengan terapi yang tepat, banyak pasien yang tetap dapat kembali beraktivitas secara produktif,” jelas dr. Manfaluthy.

Sementara itu, dr. Ika Yulieta Sihombing, Sp.N mengatakan bahwa dalam menghadapi stroke, waktu adalah segalanya. Semakin cepat pasien mendapat penanganan, semakin besar peluang untuk pulih tanpa gejala sisa. Itulah mengapa rumah sakit harus benar-benar siap, dengan alur cepat, tim medis yang terlatih, serta fasilitas lengkap agar pasien tidak kehilangan golden period yang sangat berharga.

“Di Stroke Ready Hospital, setiap detik dihitung. Pasien langsung masuk jalur cepat, dilakukan CT Scan segera, dan jika memenuhi syarat dapat menerima terapi trombolisis hanya dalam hitungan menit. Dengan penanganan tepat pada waktu emas, peluang pasien kembali pulih hampir sepenuhnya bisa sangat tinggi—bahkan ada yang tanpa gejala sisa sama sekali,” tutur dr. Ika.

Namun bila waktu emas terlewat, kerusakan otak sudah tidak bisa dicegah. Meski begitu, harapan tidak berhenti di situ. “Fisioterapi, terapi wicara, dan rehabilitasi lainnya tetap menjadi kunci agar pasien dapat memaksimalkan fungsi yang tersisa dan kembali hidup lebih mandiri,” tambahnya. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button