Nasi Brengkes, Santapan Tempo Dulu, Hits di Masa Kini

INDOPOSCO.ID – Banjirnya makanan khas luar masuk ke dalam negeri harusnya tidak menjadi ancaman bagi kuliner Indonesia. Justru semakin berkompetisi dan segmennya pun makin bervariasi. Bahkan era makin kekinian makanan khas tempo dulu menjadi tantangan bagi chef-chef Indonesia yang jam terbang nya sudah melanglang buana ke berbagai negara.
Salah satunya nasi brengkes, nama makanan tersebut lahir dari cara membawanya. Dimana tiap daerah zaman nenek moyang selalu ada perkumpulan, hampir semua budaya tiap ada pertemuan, maka orang yang hadir akan membawa pulang makanan dari tempat acara. Mengenakan daun, menyesuaikan adat dan kekayaan alamnya. Misalnya daerah yang pohon jati nya banyak, maka makanan akan dibungkus dengan daun jati. Atau daerah lainnya menggunakan daun pisang dan daun lainnya yang diturunkan nenek moyang menjadi wadah kudapan matang dalam satu momen pertemuan, baik acara kedukaan atau pun moment bahagia.
Kali ini, nama brengkes itu dikenal oleh masyarakat Jawa dan sebagian sumatera yang artinya nasi bungkus, atau dipepes. Nasi ala brengkes sempat dilupakan masyarakat karena tiap kegiatan masyarakat era maju sudah mengenakan besek, atau wadah keranjang, dan belakangan kita kenal dengan wujud nasi kotak.
“Sekarang tidak ada lagi kegiatan masyarakat yang memakai daun sebagai wadah makanan karena sudah lebih simple menggunakan kotak,” aku Angga Yundi, Chef di Aston Hotel Cirebon.
Nasi Brengkes menjadi santapan yang sangat diminati untuk makan siang khusus nya karena rasanya yang mengajak kita ke masa lalu. “Untuk bahan dasar nasi brengkes itu bisa terbuat dari berbagai bahan dasar apa saja. Misalnya ayam, ikan dan daging sapi. Tapi saya menggunakan daging sapi asli lokal,” ujar Angga.
Hanya, untuk mendapatkan rasa daging yang sesuai nasi brengkes ala Aston Cirebon membutuhkan ketelatenan dalam mengolah daging nya. “Daging sendiri tidak bisa dadakan, karena membutuhkan waktu lebih dari 6 jam untuk memasak. Harus dengan api sangat kecil agar rasa daging sesuai yang diharapkan,” tutur pria asal Jakarta itu.
Warna nasi brengkes kehijauan, karena selain dibumbui dengan cabai hijau, tomat hijau, daun jati yang membungkus nasi brengkes memberikan warna dan aroma tersendiri.
“Untuk bumbu, hampir semua bumbu dapur masuk. Untuk nasi dan daging kami masak dulu terpisan, nasi nya kami sebut sebagai nasi gurih, pas mau masuk dibungkus daun jati tinggal dimasak 15-20 menit,” urai Angga.
Konsep yang disungguhkan chef Angga merupakan Indonesian food dan rasa kampung, yang membawa rasa masa dulu ke era sekarang.
“Kembali ke deja vu dan sangat alami baik rasa sampai kemasan, ini kesannya menikmati masa tempo dulu, kita bawa dan hits masa sekarang. Menggunakan ala bingkisan seperti nasi brengkes ini zaman sebelum ada besek dan nasi kotak. pengolahannya pun mengikuti zama dahulu yang penuh dengan keterbatasan alat. Untuk tali pegangannya, kami buat daun kelapa, dan benar-benar menggunakan bahan alami seperti masa keterbatasan masa dulu,” cerita Angga. (ney)