Ekonomi

Rangkap Kabapanas, Amran Gaspol Awasi Harga Beras dan Stabilitas Pangan Nasional

INDOPOSCO.ID – Di tengah dinamika pangan nasional yang kian kompleks, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kini resmi menahkodai dua kapal besar sekaligus. Selain tetap menjabat sebagai Mentan, Amran kini juga dipercaya menjadi Kepala Badan Pangan Nasional (Kabapanas), menggantikan Arief Prasetyo Adi sejak Senin (13/10/2025).

Tugas ganda itu tidak membuatnya ragu. Justru di hari pertama, Amran langsung menyalakan mesin dengan menginstruksikan jajaran Bapanas untuk bergerak cepat mengawasi harga pangan strategis, terutama yang mendapat subsidi dari pemerintah.

“Kami mencoba kenal semua tim mulai Sestama sampai ke bawah. Kemudian masalah-masalah apa yang harus ditindaklanjuti secepat-cepatnya. Satu adalah harga pangan strategis. Ini harus dipantau real time tiap hari,” ujar Amran dalam keterangan, Selasa (14/10/2025).

Fokus utamanya jelas, menjaga stabilitas pangan dengan ketat. “Kami minta dipantau terus-menerus. Harus diawasi khususnya pangan yang disubsidi pemerintah, Rp150 triliun subsidi pemerintah. Itu kita wajib intervensi, karena kita harus jaga petani dengan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) dan jaga konsumen dengan HET (Harga Eceran Tertinggi). Mutlak. Semua beras yang disubsidi pemerintah itu harus diintervensi dan diawasi,” imbuhnya.

Namun, Amran tidak sekadar berbicara soal pengawasan. Ia menancapkan target besar, yakni swasembada pangan secepat-cepatnya. Dalam pandangannya, swasembada bukan sekadar program, tetapi lompatan besar bangsa.

“Kalau target, swasembada secepat-cepatnya, menguntungkan petani, konsumen tersenyum. Jadi harus kita stabilkan harga. Stabilisasi harga bahan-bahan pokok, khususnya yang disubsidi pemerintah. Itu harus distabilkan. Swasembada ini sudah kita bertahap. Insya Allah, doakan mudah-mudahan tidak ada halangan, 2-3 bulan ke depan bisa,” katanya.

Tak tanggung-tanggung, Amran ingin mimpi Presiden Prabowo Subianto tentang swasembada empat tahun bisa diwujudkan hanya dalam satu tahun.

“Mimpi kita, target Bapak Presiden 4 tahun swasembada, itu kita capai dalam waktu 1 tahun. Dan itu adalah lompatan besar yang kita buat bersama. Bukan saja Kementerian Pertanian, tapi semua anak bangsa yang ikut berpartisipasi. TNI, Polri, Kejaksaan, Bulog, Badan Pangan, semuanya,” tuturnya.

Optimisme itu bukan tanpa dasar. Amran menyebut, tanda-tanda kemandirian pangan sudah mulai tampak dari daerah. Pulau Kalimantan, yang dulu bergantung pada pasokan beras dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, kini mulai berdiri di atas kaki sendiri.

“Kata kuncinya adalah mimpi kita sekarang sudah Alhamdulillah jadi kenyataan sebagian — bagaimana pulau itu swasembada beras. Contohnya, Kalimantan yang dulunya mengambil beras dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, biaya ngangkutnya ditanggung oleh masyarakat. Sekarang ini kita swasembada dari 6 provinsi, kalau tidak salah, 4 sudah swasembada di pulau Kalimantan, sehingga inflasi, alhamdulillah posisi mungkin lima besar terbaik dunia,” jelasnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) turut menguatkan optimisme tersebut. Sepanjang Januari–November 2025, proyeksi produksi beras nasional mencapai 33,19 juta ton, naik 3,72 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka itu bahkan mendekati proyeksi Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) untuk 2025–2026 yang berada di kisaran 35,6 juta ton.

Dua jabatan, satu tekad. Di tangan Amran Sulaiman, pengawasan harga dan swasembada pangan bukan sekadar target administratif, melainkan misi kedaulatan bangsa di atas meja makan rakyat Indonesia. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button