Indonesia Mantap di Posisi 3 Ekonomi Syariah Dunia, Modest Fashion Jadi Andalan

INDOPOSCO.ID – Indonesia kembali mencatatkan tonggak sejarah penting dalam panggung ekonomi syariah global. Dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025, Indonesia berhasil mengukuhkan posisi sebagai peringkat ketiga dunia, dengan skor Global Islamic Economy Indicator (GIEI) mencapai 99,9 persen.
Pencapaian ini tak hanya mempertahankan posisi tahun sebelumnya, namun juga mencerminkan lonjakan signifikan sebesar 19,8 poin, menandakan pertumbuhan yang tidak hanya kuat tetapi juga berkelanjutan.
Salah satu sorotan terbesar datang dari sektor modest fashion. Indonesia resmi dinobatkan sebagai pemimpin dunia dalam industri busana muslim, naik dua peringkat dari tahun lalu. Dominasi ini menandakan bahwa karya anak bangsa telah menjelma menjadi kiblat tren busana muslim internasional. Dari panggung lokal hingga internasional, desain modest fashion Indonesia makin diperhitungkan dan digemari.
Tak berhenti di situ, sektor pariwisata ramah muslim serta farmasi dan kosmetik halal juga menunjukkan performa gemilang, masing-masing duduk di posisi kedua global. Sementara itu, sektor keuangan syariah turut mengalami peningkatan peringkat, membuktikan bahwa ekonomi syariah Indonesia tumbuh merata di seluruh lini.
Keberhasilan ini tentu bukan kerja satu pihak semata. Ini adalah hasil sinergi kolektif antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang bersama-sama membangun ekosistem ekonomi syariah yang inklusif dan berdaya saing.
Wakil Presiden RI Ke-13, K.H. Ma’ruf Amin menegaskan komitmen pemerintah dalam menjadikan ekonomi syariah sebagai fondasi pembangunan nasional ke depan.
“Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki legitimasi moral dan dukungan demokratis untuk menjadi pusat ekonomi syariah global,” ujar Ma’ruf Amin dalam keterangan resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (18/7/2025).
Pernyataan senada disampaikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, yang menilai ekonomi syariah sebagai jalan alternatif yang sarat solusi dalam menghadapi tantangan zaman.
“Ekonomi syariah menggabungkan nilai etika, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan. Di tengah krisis global, inilah peluang untuk membangun tata kelola ekonomi yang lebih inklusif,” jelas Rachmat.
Dengan proyeksi belanja konsumen Muslim global yang akan tumbuh dari USD 2,43 triliun pada 2023 menjadi USD 3,36 triliun pada 2028, Indonesia berada pada posisi strategis bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai magnet investasi dunia. Tak tanggung-tanggung, Indonesia dinobatkan sebagai negara tujuan investasi halal nomor satu di dunia, dengan 40 kesepakatan senilai USD 1,60 miliar dalam periode laporan.
Kepercayaan global ini diperkuat oleh peran aktif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), yang menjadi pusat koordinasi kebijakan lintas sektor. Pemerintah pun berkomitmen untuk memperkuat kelembagaan KNEKS demi menciptakan kebijakan ekonomi syariah yang lebih progresif dan terintegrasi.
Dengan landasan visi jangka panjang dalam RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029, ekonomi syariah telah menjadi arus utama pembangunan nasional. Indonesia tidak hanya mengambil bagian, tetapi tampil sebagai pemain kunci yang menentukan arah masa depan ekonomi syariah global. (her)