Brand Footprint 2025: Menelusuri Jejak Pilihan Konsumen

INDOPOSCO.ID – Di tengah perubahan perilaku belanja masyarakat Indonesia, Kantar Worldpanel Indonesia kembali menghadirkan laporan tahunan Brand Footprint 2025, yang mengukur brand FMCG yang paling banyak dipilih oleh rumah tangga di Indonesia.
Menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP) yang menggabungkan penetrasi (jumlah rumah tangga yang membeli) dan frekuensi pembelian, laporan ini menelusuri bagaimana sebuah brand dapat memperkuat kehadirannya di benak dan di keranjang konsumen.
“CRP memberikan gambaran yang lengkap terkait kekuatan sebuah brand di pasar FMCG. Karena itu, memahami bagaimana CRP terbentuk melalui penetrasi dan frekuensi adalah lebih akurat dalam para marketer untuk mengambil keputusan yang lebih akurat dalam mengembangkan brand mereka,” ujar Venue Madhav, Managing Director Kantar Worldpanel Indonesia.
Tahun ini: fokus pada pertumbuhan brand
Brand Footprint 2025 menyoroti pertumbuhan brand dari sisi strategi: apakah pertumbuhan itu didorong oleh bertambahnya jumlah pembeli, atau karena konsumen membeli lebih sering?
Tahun ini, data menunjukkan bahwa semakin banyak brand berhasil tumbuh dibanding tahun sebelumnya. Sebanyak 62% brand di dalam studi Brand Footprint Indonesia 2025 mengalami peningkatan CRP, jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 49%.
Dari seluruh brand yang tumbuh, mayoritas yakni 89% mendapatkan pertumbuhannya melalui peningkatan penetrasi atau dalam kata lain, bertambahnya jumlah rumah tangga yang membeli brand tersebut. Sebagian kecil lainnya tumbuh karena berhasil mendorong frekuensi pembelian dari konsumen yang sudah ada.
Dalam edisi kali ini, Kantar Worldpanel juga memperkenalkan klasifikasi baru berdasarkan tingkat penetrasi pasar untuk lebih memahami posisi dan strategi setiap brand:
Super Brands: <70% penetrasi
Large Brands: 30%-70% penetrasi
Medium Brands: 10%-30% penetrasi
Small Brands: <10% penetrasi
Pengelompokan ini memberikan kerangka kerja strategis yang lebih jelas: bagi brand kecil hingga menengah, fokus utama tetap harus pada peningkatan penetrasi yakni menjangkau lebih banyak pembeli. Sementara itu, brand dengan penetrasi yang lebih tinggi juga perlu mengoptimalkan frekuensi pembelian agar dapat terus mempertahankan pertumbuhan.
“Pertumbuhan brand di Indonesia saat ini lebih banyak didorong oleh kemampuan untuk menjangkau pembeli baru. Strategi untuk memperluas basis pembeli terbukti lebih dominan, terutama di kalangan brand kecil hingga menengah, dibandingkan mengandalkan peningkatan frekuensi pembelian semata. Dengan kata lain, semakin banyak pembeli yang dijangkau, semakin besar peluang merek untuk tumbuh lebih cepat, terutama bagi mereka yang penetrasi pasar nya masih relatif kecil,” ujar Corina Fajriyani, Senior Marketing M anager Kantar Worldpanel Indonesia. (ibs)