Ekonomi

Optimalkan Pemanfaatan Gas Bumi untuk Kebutuhan Domestik di Era Transisi Energi

INDOPOSCO.ID – Mahasiswa Universitas Pertamina menerima edukasi dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terkait peran sektor hilir migas di era transisi energi, salah satunya dengan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik.

Sekretaris BPH Migas, Patuan Alfon S mengatakan, dalam hal ini BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta mendukung penyediaan energi bersih melalui penetapan harga gas bumi melalui pipa.

“Pengembangan pendistribusian gas bumi melalui pipa di era transisi energi sesuai RPJPN periode 2025-2045, salah satunya adalah dengan meningkatnya penggunaan gas bumi di sektor industri,” ujarnya, saat menjadi narasumber pada acara Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Goes to Campus, di Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Melalui kebijakan yang telah disiapkan pemerintah, peran hilir migas juga terus dimaksimalkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia. Bahkan, di era transisi energi saat ini optimalisasi pemanfaatan gas bumi juga menjadi peluang bagi pelaku usaha hilir migas.

“Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa,” katanya.

Rektor Universitas Pertamina, Wawan Gunawan Abdul Kadir menyebutkan bahwa dibutuhkan peranan dari masing-masing stakeholder dalam mewujudkan produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 juta kaki kubik gas bumi per hari (MMSCFD).

“Tujuan ini bisa tercapai dengan dukungan kebijakan pemerintah, peranan para ahli dan pakar migas di perguruan tinggi, diskusi dan masukan dari komunitas atau masyarakat, serta nantinya dapat kita publikasikan untuk masyarakat luas,” bebernya.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Danis Hidayat Sumadilaga mengungkapkan transisi energi dan penurunan emisi karbon menjadi faktor-faktor penting untuk pengembangan industri migas yang ramah lingkungan.

“Tentunya didukung dengan regulasi pemerintah yang atraktif dengan melihat potensi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sehingga dapat bersaing dengan negara lain,” jelasnya. (rmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button