Makin Banyak Perusahaan Beralih dari Penggunaan Telur Asal Kandang Baterai

INDOPOSCO.ID – Rilis Non-Government Organization (NGO) Internasional Sinergia Animal menunjukkan tren positif, yakni semakin banyak perusahaan makanan memenuhi komitmen untuk meninggalkan penggunaan telur dari kandang baterai dalam rantai pasoknya.
Di sini, sejumlah perusahaan makanan itu beralih ke sistem produksi dengan kesejahteraan yang lebih tinggi. Hal itu memungkinkan ayam untuk bergerak dan menjalankan perilaku alami mereka dengan lebih baik.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kami melihat puluhan perusahaan makanan yang beroperasi di Asia berjanji untuk mengurangi penderitaan ayam petelur dengan menghentikan pasokan telur yang diproduksi dari kandang baterai,” ujar Among Prakosa, Direktur Pelaksana Act for Farmed Animals, Koalisi Organisasi Perlindungan Hewan Animal Friends Jogja dan NGO Internasional Sinergia Animal, dalam keterangannya, Jumat (1/12/2023).
Survei yang dilakukan oleh Sinergia Animal di 5 negara Asia (India, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Thailand) menunjukkan 55 perusahaan tidak lagi menggunakan telur yang berasal dari kandang baterai. Tahun ini, 21 perusahaan melaporkan kemajuannya, meningkat dari hanya 8 perusahaan pada tahun lalu.
“Melihat perusahaan-perusahaan memprioritaskan transparansi dan mendengarkan konsumen yang menginginkan makanan mereka diproduksi dengan cara yang lebih welas asih tentu sangat menggembirakan,” ungkap Among.
Selain itu, laporan pelacakan bebas kendang baterai mengelompokkan perusahaan jasa makanan, perhotelan dan ritel ke dalam 4 tingkatan (A sampai D).
“Meskipun sangat menjanjikan melihat adanya tren pelaporan yang lebih tinggi, namun juga memprihatinkan bahwa beberapa perusahaan belum menunjukkan upaya untuk memenuhi komitmen bebas kandang baterai mereka,” jelas Among.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Asia merupakan wilayah penghasil telur terbesar di dunia, menyumbang lebih dari 64 persen produksi telur global. Kawasan ini merupakan rumah bagi setidaknya 3,1 miliar ayam petelur, yang sebagian besar dikurung dalam sistem produksi kandang baterai.
Sistem ini membatasi ayam untuk mengekspresikan perilaku alami mereka, seperti berjalan bebas, mematuk dan melebarkan sayap sepenuhnya, karena mereka menghabiskan seluruh hidupnya dalam ruangan yang sangat sempit.
Di sektor korporat, lebih dari 2.500 perusahaan makanan besar di seluruh dunia telah membuat komitmen untuk hanya membeli dan menjual telur yang berasal dari sistem non-kandang baterai, termasuk lebih dari 250 komitmen khusus dibuat di Asia.
“Masih ada jalan panjang yang harus dilalui untuk sepenuhnya meninggalkan kandang baterai di Asia,” pungkasnya. (rmn)