Ekonomi

Rupiah Melemah Seiring Investor Amati Data Inflasi Produsen AS

INDOPOSCO.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini melemah seiring investor mengamati data inflasi produsen Amerika Serikat (AS).

Rupiah pada Jumat (12/5) pagi turun 44 poin atau 0,30 persen ke posisi Rp14.766 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.722 per USD.

“Data inflasi produsen AS kembali naik pada bulan April baik inflasi utama maupun inti masing-masing sebesar 0,2 persen, menunjukkan tekanan harga yang masih cukup tinggi,” ujar analis DCFX Futures Lukman Leong, di Jakarta, Jumat (12/5), seperti dikutip dari Antara.

Lukman mengatakan dengan indeks harga produsen (IHP) AS yang masih tinggi,

akan cenderung bagi bank sentral AS atau The Fed untuk menahan suku bunga lebih lama.

“Ekspektasi sekarang adalah antara mempertahankan atau menurunkan suku bunga, sudah tidak ada kenaikan lagi,” ujarnya.

Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor mencerna data inflasi harga produsen AS terbaru dan proposal Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk memungut bank-bank besar guna mengisi kembali dana asuransi simpanan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, meningkat 0,56 persen menjadi 102,0525 pada akhir perdagangan.

USD dibeli 134,5150 yen Jepang, lebih tinggi dari 134,2610 yen Jepang pada sesi sebelumnya. USD naik menjadi 0,8943 franc Swiss dari 0,8895 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3489 dolar Kanada dari 1,3382 dolar Kanada. USD meningkat menjadi 10,3322 krona Swedia dari 10,2336 krona Swedia.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (11/5) IHP AS naik 0,2 persen pada April secara bulan ke bulan, lebih rendah dari ekspektasi para ekonom untuk pertumbuhan 0,3 persen. Sebaliknya, pembacaan pada Maret membukukan penurunan bulan ke bulan sebesar 0,5 persen.

IHP AS meningkat sebesar 2,3 persen pada April secara tahun ke tahun, turun dari pertumbuhan 2,7 persen pada Maret. Ini merupakan pembacaan terendah sejak Januari 2021. Para ekonom memperkirakan pertumbuhan 2,5 persen.

Lukman memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp14.700 per USD sampai dengan Rp14.800 per USD.

Pada Kamis (11/5) rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.722 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.732 per USD. (mg2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button