Rupiah Menguat Dibayangi Kebijakan Moneter Agresif Bank Sentral Global

INDOPOSCO.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (8/9) pagi menguat, dibayangi kebijakan moneter yang agresif dari bank sentral global.
Rupiah pagi ini menguat 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.901 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.918 per USD.
Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya di Jakarta, Kamis (8/9), mengatakan, pagi ini rupiah memang menguat sedikit, namun masih tetap berada di atas level Rp14.900 per USD.
Baca Juga : Rupiah Melemah Dipicu Data Sektor Jasa AS yang Lebih dari Perkiraan
“Kemungkinan masih akan tetap di kisaran itu, mengingat tren dalam beberapa waktu terakhir USD terus menguat terhadap mata uang lainnya,” kata Rully, seperti dikutip dari Antara.
Investor tengah menanti jalur kebijakan moneter global jelang keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) dan komentar dari Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell di kemudian hari.
Powell akan berpartisipasi dalam diskusi di Konferensi Cato Institute, dengan para pejabat The Fed segera memasuki periode blackout sebelum pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) pada 20-21 September.
Retorika baru-baru ini terus menjadi hawkish secara keseluruhan, dengan Presiden The Fed Boston Susan Collins mengatakan semalam bahwa membawa inflasi kembali ke level 2 persen adalah pekerjaan utama bank sentral.
Sementara Wakil Ketua The Fed Lael Brainard mengatakan kebijakan moneter ketat akan berlanjut selama yang diperlukan untuk menurunkan inflasi.
Pasar uang memberikan peluang 79 persen The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi pada pertemuan bulan ini, yang akan meningkatkan suku bunga Fed Fund Rate menjadi 3 persen hingga 3,25 persen.
Sementara ECB secara luas diperkirakan juga akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada Kamis ini untuk melawan inflasi yang tidak terkendali.
“Kalau dari dalam negeri belum banyak sentimen yang bisa mendorong rupiah, tapi overall kondisi ekonomi masih cukup baik. Cadangan devisa juga masih mencukupi, eksternal balance kuat, tapi memang lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global,” jelas Rully.
Ia memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.895 per USD hingga Rp15.925 per USD.
Pada Rabu (7/9) lalu rupiah ditutup melemah 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.918 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.885 per USD.(mg1)