Ekonomi

Pasca Single System, BSI Yakin Akan Semakin Besar

INDOPOSCO.ID – PT  Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan single system per hari Senin (1/11). Ini menandai tahap akhir dari proses migrasi nasabah serta awal baru bagi dunia perbankan syariah di Indonesia.

“Pencapaian yang dilakukan dalam beberapa waktu ini sangat bagus sehingga kita juga bisa me-manage BSI dengan sangat baik. Dengan adanya single system ini, kami yakin BSI akan semakin besar, baik dari sisi aset, laba, pembiayaan, maupun pengguna mobile banking,” ujar Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, pada konferensi pers Tasyakuran Single System PT Bank Syariah Indonesia Tbk, secara virtual, Senin (1/11).

Ada tiga hal penting yang selama ini menjadi nilai yang dipegang oleh BSI, yakni transportasi, menemukan perubahan bisnis model yang optimal, serta value creation, baik dari aspek bisnis maupun operation dan juga perubahan bisnis model. Tujuan akhirnya adalah menuju kepada satu value creation yang optimal.

Dengan berpegang pada tiga nilai tersebut, BSI mampu menorehkan kinerja yang terus meningkat pada triwulan III 2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp2,26 triliun, naik 37,01 persen secara year on year (YoY). Perolehan laba bersih yang gemilang ditopang pula kinerja berbagai sektor, di antaranya perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp219,19 triliun.

Untuk DPK, Hery menegaskan, pihaknya terus meningkatkan pertumbuhan tabungan khususnya tabungan wadiah. Per September 2021, tabungan wadiah BSI tumbuh signifikan sebesar 16,22 persen YoY atau mencapai Rp30,35 triliun. Adapun secara total tabungan, BSI membukukan pertumbuhan 11,57 persen YoY dengan angka mencapai Rp91,43 triliun pada kurun waktu yang sama.

Pertumbuhan tabungan tersebut berdampak kepada membaiknya cost of fund BSI yang kini sekitar 2,10 persen. Persentase tersebut turun signifikan dibandingkan dengan Desember 2020 yang mencapai 2,67 persen. Selain DPK, pembiayaan BSI juga mampu tumbuh sekitar 7,38 persen YoY yang mencapai Rp163,32 triliun. BSI pun mampu menjaga kualitas pembiayaan (NPF) nett sebesar 1,02 persen.

Hery menjelaskan, pertumbuhan pembiayaan disokong oleh pembiayaan konsumer yang mencapai Rp77,89 triliun. Jumlah itu naik sekitar 21,43 persen YoY dari Rp64,14 triliun. Disusul gadai emas yang tumbuh 15,58 persen YoY dengan penyaluran mencapai Rp4,42 triliun dari sebelumnya Rp3,82 triliun.

Tak hanya itu, BSI juga terus mendorong pertumbuhan pembiayaan kepada UMKM sehingga komposisinya hingga September 2021 mencapai 22,93 persen atau meningkat dari posisi Desember 2020 yang sekitar 22,40 persen. Dengan sinergi yang baik dari berbagai segmen tersebut, BSI mampu meningkatkan aset menjadi Rp251,05 triliun atau naik sekitar 10,15 persen YoY dari Rp227,92 triliun.(arm)

Back to top button