Ekonomi

Emas Turun 2,6 Dolar, Data Ekonomi Positif Angkat Imbal Hasil Obligasi

INDOPOSCO.ID – Harga emas melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena penurunan klaim awal pengangguran mingguan AS menjelang data pekerjaan bulanan akhir pekan ini, mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi serta memicu spekulasi kalau Federal Reserve (Fed) AS akan segera mulai mengurangi dukungan ekonominya.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun 2,6 dolar AS atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 1.759,20 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (5/10/2021), emas berjangka juga naik 0,9 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.761,80 dolar AS per ounce.

Harga emas berjangka merosot 6,7 dolar AS atau 0,38 persen menjadi 1.760,90 dolar AS pada Selasa (5/10/2021), setelah terangkat 9,2 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.776,60 dolar AS pada Senin (4/10/2021), serta menguat 1,4 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.758,40 dolar AS pada Jumat (1/10/2021).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (7/10/2021) kalau klaim pengangguran mingguan baru AS untuk pekan yang berakhir 2 Oktober turun 38.000 menjadi 326.000, lebih baik dari yang diperkirakan.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun paling banyak dalam 3 bulan pekan lalu, membuktikan pemulihan pasar tenaga kerja mendapatkan kembali momentum setelah perlambatan baru-baru ini.

“Laporan itu membantu mendorong imbal hasil obligasi naik serta sedikit reli di pasar saham AS, menekan emas,” Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff seperti yang dilansir oleh Antara, Jumat (8/10/2021).

Pengurangan stimulus serta tingkat suku bunga yang lebih besar mengangkat imbal hasil obligasi, yang diterjemahkan ke dalam peningkatan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. “Juga, batas utang AS kemungkinan didorong sampai Desember. Jadi, itu adalah efek menenangkan di pasar, bullish untuk saham dan bearish untuk emas,” Wyckoff menambahkan.

Dolar sedikit melemah dari mendekati level tertinggi satu tahun, didukung oleh kekhawatiran inflasi yang masih ada serta ekspektasi kalau Fed harus bertindak lebih cepat untuk menormalkan kebijakan. Sementara emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai inflasi, dolar yang lebih kuat membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Laporan kuat pekerjaan swasta pada September menjelang angka pekerjaan resmi pada Jumat waktu setempat juga mendorong spekulasi kalau Fed dapat segera melakukan pengurangan pembelian obligasinya.

Tetapi mengingat “rekor tertinggi” jumlah posisi pekerjaan terbuka di Amerika Serikat, “kejutan positif pada data penggajian non-pertanian (NFP) harus disesuaikan untuk pasar emas tanpa menyebabkan aksi jual besar-besaran”, tutur Analis Julius Baer,Carsten Menke.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 12,6 sen atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada 22,658 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 8,1 dolar AS atau 0,83 persen, menjadi ditutup pada 985,3 dolar per ounce. (mg2

Back to top button