INDOPOSCO.ID – Tahun 2025 menjadi titik balik bagi sepak bola dunia. Di tengah kalender padat yang diwarnai Piala Dunia antarkelompok usia hingga format baru Piala Dunia 48 tim, muncul generasi baru pemain yang bukan sekadar menjanjikan, mereka siap memimpin era berikutnya.
“Dengan hadirnya turnamen-turnamen seperti Piala Dunia 2026 edisi perdana dengan 48 tim, Piala Dunia U-20 2025 Cile, dan Piala Dunia U-17 2025 Qatar, publik disuguhi penampilan luar biasa dari para bintang muda paling cemerlang di dunia sepanjang 2025,” tulis FIFA dalam keterangannya, Kamis (25/12/2025).
FIFA mencatat sedikitnya 12 pemain yang dalam waktu singkat bertransformasi dari nama pinggiran menjadi pusat perhatian global. Mereka tampil di panggung besar, menjawab ekspektasi, dan membuktikan bahwa regenerasi sepak bola berjalan tanpa jeda.
Di barisan terdepan ada Estevao, permata Brasil yang bersinar bersama Palmeiras sebelum beradaptasi cepat di Chelsea. Produktivitasnya bersama tim nasional menjadi sinyal lahirnya ikon baru Selecao. Dari Eropa, Desire Doue mencuri sorotan lewat performa eksplosif bersama PSG, termasuk malam magis di final Liga Champions yang mengukuhkannya sebagai elite muda Benua Biru.
Jerman menyodorkan Nick Woltemade, striker raksasa yang langsung meninggalkan jejak di Liga Primer bersama Newcastle, sementara Inggris menikmati kemunculan dua bek kiri modern, yakni Myles Lewis-Skelly di Arsenal dan Nico O’Reilly di Manchester City, keduanya kini jadi opsi serius tim nasional.
Dari kawasan Concacaf, Gilberto Mora memecahkan batas usia dengan debut senior di usia 16 tahun dan langsung membawa Meksiko juara Piala Emas. Spanyol menemukan ketenangan baru di lini belakang lewat Dean Huijsen, yang kini menjadi bagian penting Real Madrid dan La Roja.
Afrika tak ketinggalan. Othmane Maamma mencuri perhatian dunia dengan membawa Maroko menjuarai Piala Dunia U-20, sementara Mohamed Amoura menjelma mesin gol Aljazair dalam perjalanan menuju Piala Dunia 2026.
Argentina dan Prancis pun menyumbang talenta istimewa. Franco Mastantuono dan Rayan Cherki akhirnya menjejakkan kaki di panggung elite Eropa, sedangkan Bayern Munich memperkenalkan Lennart Karl, remaja yang tampil seolah sudah matang sebelum waktunya.
Dua belas nama, dua belas cerita, satu kesamaan: 2025 adalah tahun mereka membuka pintu dunia. Jika laju ini terus terjaga, maka satu dekade ke depan bukan lagi soal siapa yang datang, melainkan siapa yang mampu menghentikan mereka. (her)









