INDOPOSCO.ID – Kiwoom Sekuritas Indonesia menaikkan target harga (target price/TP) saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menjadi Rp1.720 per saham dengan rekomendasi “BUY”, seiring kinerja keuangan yang dinilai tetap solid serta prospek pertumbuhan yang makin kuat.
Dalam laporan riset terbarunya, Kiwoom menilai ketahanan laba ENRG masih terjaga, tercermin dari kenaikan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) 26 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 9M25, meskipun perusahaan menghadapi tekanan dari pendapatan yang relatif lebih lunak. Peningkatan efisiensi operasional menjadi faktor utama yang menopang kinerja tersebut.
Dari sisi operasional, bauran produksi yang makin mendukung turut berperan menjaga performa perusahaan. Kenaikan volume produksi minyak serta tren perbaikan harga gas dinilai mampu mengimbangi dampak penurunan harga minyak dan turunnya volume produksi gas.
Kiwoom juga menyoroti penguatan pendorong pertumbuhan jangka menengah, khususnya melalui penemuan gas EWL-1 serta kerja sama joint venture Gebang–JAPEX, yang dinilai meningkatkan visibilitas pertumbuhan dan ketahanan portofolio ENRG ke depan.
Sementara itu, siklus investasi perusahaan masih berlanjut, dengan rencana belanja modal (capex) sekitar USD200 juta pada 2026. Investasi ini ditujukan untuk menopang pertumbuhan produksi sekitar ±10 persen yoy, dengan target melipatgandakan produksi pada 2030.
Berdasarkan penilaian absolut menggunakan metode*Discounted Cash Flow (DCF) dan prospek ke depan, Kiwoom menaikkan nilai wajar ENRG untuk target 12 bulan dari sebelumnya Rp775 menjadi Rp1.720 per saham. Valuasi tersebut merefleksikan rasio P/E 29,32x (2026F: 25,2x) dan PBV 3,22x (2026F: 2,86x).
Meski valuasi saat ini berada di atas rata-rata historis lima tahun, Kiwoom menilai saham ENR masih diperdagangkan di bawah rata-rata emiten sejenis (peers), sehingga membuka peluang re-rating lanjutan seiring perbaikan fundamental. Adapun risiko yang perlu dicermati meliputi transisi energi, ketidakpastian regulasi, fluktuasi harga komoditas, persaingan, serta perkembangan teknologi. (rmn)









