INDOPOSCO.ID – Ada fenomena penurunan jumlah mahasiswa baru yang kini dialami banyak perguruan tinggi di Indonesia. Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati dalam keterangan, Minggu (14/12/2025).
Ia menuturkan, penurunan jumlah mahasiswa terjadi secara nasional dan bukan hanya dialami satu atau dua kampus. Sementara angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia baru mencapai 30 persen.
“Ini artinya, sebagian besar lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) belum melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” ungkapnya.
Ia mengingatkan agar pemerintah melakukan koreksi terkait penyebab fenomena tersebut. Salah satunya PTKL (Perguruan Tinggi Kementerian/ Lembaga) membuka program studi (Prodi) sama dengan perguruan tinggi umum.
“Fenomena ini apakah ada kaitannya dengan jumlah anak muda yang melanjutkan kuliah menurun? Menyebabkan angka partisipasi pendidikan tinggi rendah,” katanya.
Legislator Fraksi PDI-Perjuangan ini mengatakan, menurunnya minat kuliah anak muda juga dipengaruhi realitas dunia kerja yang mereka lihat sehari-hari.
“Mungkin mereka berpikir: ‘Temanku lulusan kuliah tapi kerjaannya sama seperti lulusan SMA’, atau malah menganggur bertahun-tahun. Ini PR besar kita,” ucapnya.
Ia menambah, persoalan ini berkaitan erat dengan link and match antara perguruan tinggi dan kebutuhan industri. Kurangnya relevansi kurikulum membuat lulusan tidak siap masuk pasar kerja.
“Semua jurusan harus diberikan mata kuliah kewirausahaan. Mau itu komunikasi, sosial politik, teknik, apa pun. Anak-anak harus punya kemampuan membuka lapangan kerja sendiri,” ujarnya. (nas)









