INDOPOSCO.ID – Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Ahmad Heryawan, menegaskan bahwa masa depan kedaulatan pangan Indonesia harus dibangun melalui kemandirian, diversifikasi, dan inovasi berkelanjutan.
Kang Aher, sapaannya, mengatakan, tema besar kegiatan yang mengangkat isu kedaulatan pangan, diversifikasi, dan inovasi pangan berkelanjutan sangat sesuai dengan karakter Karawang yang menjadi produsen beras terbesar kedua di Jawa Barat, bahkan nasional, setelah Kabupaten Indramayu.
“Tema ini sangat relevan. Karawang adalah daerah penghasil pangan utama, sehingga pembahasan soal kemandirian dan kedaulatan pangan sangat tepat dilakukan di sini,”ujarnya di Karawang, Jawa Barat, dikutip Selasa (912/2025).
Menurutnya, kedaulatan pangan memiliki makna bahwa kebutuhan pangan harus dipenuhi dari produksi domestik. Ia menekankan bahwa impor hanya dapat dilakukan jika komoditas tersebut tidak bisa dihasilkan di Indonesia.
“Pangan tropis seharusnya bisa kita penuhi sendiri. Kalau pun ada impor, itu mestinya hanya untuk komoditas yang tidak tumbuh di negeri kita,” ucapnya.
Dalam diskusi tersebut, ia juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan. Mantan Gubernur Jawa Barat ini juga menjelaskan bahwa kebutuhan karbohidrat tidak harus bergantung pada beras, karena Indonesia memiliki berbagai sumber karbohidrat lain seperti jagung, singkong, dan talas. Di sisi lain, kebutuhan protein juga harus diperhatikan.
“Karawang berbatasan langsung dengan laut, sehingga protein hewani dari ikan baik air tawar maupun laut harus menjadi bagian penting dari pola pangan nasional,” ujarnya.
Legislator Dapil Jabar II ini juga menegaskan bahwa inovasi merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Ia menyebut bahwa melalui teknologi yang tepat, hasil panen dapat meningkat signifikan.
“Kalau biasanya satu hektare bisa menghasilkan 6–8 ton, dengan pendekatan teknologi bisa kita dorong menjadi 8–12 ton per hektare. Inilah tujuan inovasi,” tegasnya.
Dalam sesi dialog, para petani menyampaikan sejumlah persoalan yang mereka hadapi. Salah satu yang paling sering muncul adalah ketidakpastian layanan irigasi.
“Irigasi adalah syarat mutlak ketahanan pangan. Mereka mengusulkan agar sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier dapat berjalan terpadu agar tidak ada gagal panen.”
Selain itu, banjir menjadi masalah serius bagi petani Karawang. Banyak dari mereka kehilangan hasil panen bukan karena kekurangan air, tetapi justru karena kelebihan air akibat banjir.
“Sedimentasi sungai, pengelolaan hulu di Bogor dan Bandung, hingga reforestasi hutan semuanya berkaitan erat dengan ketahanan pangan,” tambahnya.
Keluhan lain yang disampaikan petani adalah kebutuhan alat mesin pertanian (alsintan) modern untuk mempercepat dan memperluas proses pengolahan lahan. Heryawan menegaskan bahwa modernisasi pertanian adalah keharusan.
“Kita ingin ketahanan pangan selaras dengan kesejahteraan petani. Kalau harga tidak berpihak, khawatir generasi muda enggan menjadi petani,” jelasnya.
Semua aspirasi yang terkumpul dalam Festival Aspirasi ini, menurut Ketua Badan Aspirasi Masyarakat tersebut, telah dicatat oleh tim tenaga ahli BAM DPR RI. Selanjutnya, seluruh masukan tersebut akan diklasifikasikan dan diteruskan kepada pimpinan untuk diproses oleh komisi-komisi terkait.
“Sebagian akan ditangani oleh kementerian dan pemerintah provinsi, sementara lainnya menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Karawang. Semua aspirasi ini penting untuk ditindaklanjuti,” tutup Aher. (dil)









