INDOPOSCO.ID – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengonsolidasikan 28 Perguruan Tinggi Posko dan 11 Perguruan Tinggi Pendukung dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tanggap darurat bencana di Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar).
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan, komitmen pemerintah memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam penanganan bencana, khususnya di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
“Perguruan tinggi bukan hanya pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga kekuatan kemanusiaan. Dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, kehadiran akademisi, peneliti, dan mahasiswa di lapangan menjadi wujud nyata bahwa ilmu, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat,” ujar Brian dalam keterangan, Rabu (3/12/2025).
Ia memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman menambahkan, bahwa keterlibatan perguruan tinggi menjadi bagian dari strategi pemulihan yang dijalankan berdasarkan kerangka penanganan terpadu.
“Program tanggap darurat bencana ini akan difokuskan pada delapan pilar utama, yaitu distribusi logistik, layanan kesehatan dan gizi, pendampingan psikososial, rehabilitasi sanitasi dan penyediaan air bersih:, pendidikan darurat, pemulihan ekonomi, dukungan administrasi publik, serta mitigasi dan edukasi kebencanaan,” terangnya.
“Pilar ini dirancang untuk memastikan respons yang tidak hanya cepat, tetapi juga berkelanjutan,” sambung Fauzan.
Diketahui, hasil asesmen lapangan mengidentifikasi sejumlah kebutuhan kritis yang masih belum terpenuhi, antara lain akses jalan yang terputus, jaringan komunikasi yang lumpuh, keterbatasan BBM, serta hambatan distribusi logistik yang mengharuskan penggunaan jalur alternatif.
Pemetaan geografis, kapasitas perguruan tinggi posko, dan kebutuhan masyarakat menjadi dasar untuk memastikan intervensi yang tepat sasaran. Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam dua tahap.
Tahap pertama, tanggap darurat (hingga 31 Desember 2025), berfokus pada dukungan logistik, layanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi, pendidikan darurat, serta pemulihan awal. Tahap kedua, pemulihan (2026), mencakup kegiatan rehabilitasi, pemulihan ekonomi, dan program inovasi berbasis teknologi. (nas)









