INDOPOSCO.ID – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengungkapkan kondisi kelelahan ekstrem dialami tim petugas SAR gabungan yang telah bertugas selama tujuh hari nonstop dalam operasi tanggap darurat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kepala Basarnas, Mohammad Syafii dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (1/12/2025) mengatakan tim SAR bekerja 24 jam nonstop dalam situasi medan berat, komunikasi terputus, dan cuaca ekstrem, sehingga membutuhkan stamina ekstra.
Kondisi tersebut terjadi setelah tim SAR yang ditempatkan di titik-titik terisolasi harus berjalan kaki berjam-jam menyusuri medan licin dan terjal tanpa kontak radio memadai, sehingga tekanan fisik dan mental cukup tinggi.
Beberapa personel, kata dia, sudah bertugas lebih dari 72 jam tanpa jeda ketika banjir bandang dan longsor terjadi secara bersamaan, terutama di Agam dan Tapanuli Selatan.
Basarnas kemudian menambah pasukan cadangan dari menggunakan KN Ganesha dari Jakarta dan Kantor SAR Pekanbaru untuk menggantikan personel yang sudah kelelahan di Aceh dan Sumatera Barat.
Sementara di Sumatera Utara, beban kerja meningkat karena banyaknya desa terisolasi yang hanya dapat dijangkau dengan helikopter, sehingga tim harus melakukan evakuasi udara berkali-kali dalam sehari.
Syafii menyatakan bahwa keselamatan penyelamat/rescuer tetap menjadi prioritas utama, dan rotasi tim mulai dilakukan secara berkala untuk menjaga kualitas operasi dan menghindari kecelakaan.
“Dukungan berbagai pihak terus mengalir agar operasi kemanusiaan ini dapat berjalan optimal hingga seluruh korban ditemukan,” cetusnya
Pusat Pengendalian Operasi Basarnas mencatat total 33.620 warga terdampak, 447 korban meninggal dan 399 orang masih hilang. Dari jumlah tersebut hingga hari ini sebanyak 33.173 orang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
Dalam kesempatan operasi yang sama di Provinsi Aceh, Basarnas mengevakuasi 1.146 warga, dimana 102 meninggal dunia dan 116 masih dalam pencarian. Sebanyak 165 personel Basarnas diterjunkan untuk memperkuat Kantor SAR Banda Aceh.
Wilayah Sumatera Utara mencatat kondisi darurat paling luas, dengan 3.029 warga terdampak, 217 meninggal, dan 168 masih hilang. Basarnas mengerahkan helikopter, kapal, drone, perahu karet, dan 121 personel untuk mendukung operasi.
Di Sumatera Barat, 29.445 warga terdampak dan 128 meninggal dunia. Operasi difokuskan pada desa-desa terisolasi serta lokasi longsor besar yang menyulitkan akses tim penyelamat menuju titik pencarian. (dil)









