INDOPOSCO.ID – Heningnya Minggu (16/11/2025) malam di Banjarnegara sontak berubah menjadi kepanikan ketika tanah di Desa Pandanarum kembali bergerak dan memicu longsor yang meluas. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara merespons cepat dengan menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari, memastikan seluruh sumber daya dikerahkan untuk melindungi warga di kawasan rawan tersebut.
“Kami sudah melakukan rapat dengan Forkopimda untuk menetapkan status tanggap darurat bencana. Masa tanggap bencana ini selama 14 hari,” ujar Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana dalam keterangannya, Senin (17/11/2025).
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara bergerak cepat menyisir lokasi untuk mengevakuasi warga serta memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Raib Sekhudin, menyebutkan jumlah warga yang mengungsi masih berpotensi meningkat.
“Berdasarkan data pada Minggu (16/11/2025) pukul 20.30 WIB ada 660 jiwa yang mengungsi. Saat ini kami terus berupaya untuk melakukan penanganan. Di antaranya mengevakuasi warga dan mencukupi kebutuhan darurat para pengungsi,” kata Raib.
Untuk memastikan para pengungsi mendapat layanan yang memadai, BPBD mendirikan dapur umum dan pos kesehatan. Mereka yang mengalami luka ringan mendapat perawatan di lokasi, sementara korban dengan kondisi lebih serius segera dirujuk.
“Kami juga mendirikan dapur umum, juga pelayanan kesehatan. Kalau yang butuh perawatan medis lebih lanjut dibawa ke Puskesmas dan rumah sakit,” ujarnya.
Menurut Raib, kondisi tanah yang masih terus bergerak membuat upaya penanganan tidak bisa berhenti. Pendataan dilakukan secara berkala untuk memastikan seluruh warga terdampak tercakup.
“Kami terus melakukan pendataan dan penataan terkait penanganan. Jumlah pengungsi diperkirakan masih terus bertambah karena tanah di lokasi kejadian masih terus bergerak,” jelasnya.
Hingga Minggu malam, tercatat 30 rumah terdampak, dan angka tersebut masih mungkin bertambah seiring penelusuran lanjutan di lapangan.
“Kami akan terus melakukan pendataan. Untuk saat ini jumlah rumah yang terdampak ada 30 rumah. Dan jumlah pengungsi ada 660 jiwa,” terangnya.
Dalam situasi yang tak menentu ini, sinergi pemerintah dan masyarakat menjadi kunci. Banjarnegara kembali diuji, namun dengan kesiapsiagaan dan kerja bersama, harapan bahwa daerah ini dapat bangkit semakin menguat. (her)









