INDOPOSCO.ID – Dalam gelaran Nusantara Food Summit 2025, Ketua Umum Perempuan Tani HKTI, Ibu Dian Novita Susanto, menyerukan pentingnya inklusi perempuan dalam transformasi sistem pangan nasional.
Dalam sesi bertema “Agro-Livestockpreneur: Masa Depan Kemandirian Pangan Indonesia”, Dian Novita tampil bersama Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto, Rektor IPB University Prof. Arif Satria, serta Deputi Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan Agribisnis.
“Perempuan bukan hanya pelaku, tetapi juga penggerak utama ketahanan pangan masa depan,” tegas Dian Novita Susanto dalam paparannya. Ia menekankan bahwa dari sekitar 28,3 juta perempuan pedesaan di Indonesia, sebagian besar berperan langsung dalam produksi dan distribusi pangan.
Namun, masih banyak menghadapi hambatan struktural, mulai dari keterbatasan akses terhadap lahan, teknologi, hingga pembiayaan.
Melalui konsep “Agro-Livestockpreneur”, Perempuan Tani HKTI mendorong model pemberdayaan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan, dengan pendekatan “PENTA-A”:
1. Awareness – membangun kesadaran gender dan menghapus stereotip sosial;
2. Access – memperluas akses terhadap lahan, teknologi, pasar, dan pembiayaan;
3. Ability – memperkuat kapasitas kewirausahaan dan kepemimpinan perempuan;
4. Alliance – memperkuat kemitraan lintas sektor antara pemerintah, akademisi, dan industri;
5. Added Value – mendorong hilirisasi produk dan penciptaan nilai tambah ramah lingkungan.
Inisiatif ini sejalan dengan semangat “Food Security 2.0”, yang menekankan integrasi antara produksi, pengolahan, dan pemasaran berbasis keadilan sosial serta pemberdayaan perempuan.
Dalam forum tersebut, para pembicara menegaskan pentingnya sinergi triple helix — antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha — untuk mewujudkan sistem pangan yang tangguh dan mandiri. “Kemandirian pangan tidak akan tercapai tanpa keadilan akses dan partisipasi aktif perempuan di semua level,” tambah Dian.
Dengan pendekatan kolaboratif ini, Perempuan Tani HKTI berharap mampu melahirkan generasi agro-livestockpreneur perempuan yang inovatif, berdaya saing, dan menjadi pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. (ibs)









