INDOPOSCO.ID – Psikolog klinis Ratih Ibrahim menekankan pentingnya peran orang tua sebagai role model dan teman dekat terpercaya untuk menghentikan dan mencegah insiden perundungan terulang.
Hal tersebut seraya menanggapi terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara yang merupakan korban perundungan.
“Tunjukan perilaku yang diharapkan dari anak dan jadilah ‘rumah’ bagi mereka,” kata Ratih Ibrahim melalui gawai, Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Orang tua harus menciptakan hubungan kepada anaknya gara merasa aman, diterima dan dipahami oleh lingkungan keluarga, sehingga mereka bersedia terbuka dan menjadikan orang tua sebagai tempat berlindung utama.
“Bangun trust dan relasi yang sehat (akrab dan hangat) dengan anak. Biasakan ngobrol, anak cerita apa adanya pada orang tua,” ucap Ratih Ibrahim.
Bekerja sama dengan pihak sekolah dalam mencegah perundungan. Membangun ekosistem mulai dari fisik, emosional, sosial, dan intelektual mendukung anak fokus, berani mencoba, dan berinteraksi secara positif tanpa hambatan atau ancaman.
“Menciptakan lingkungan yang aman untuk anak tetap optimal dalam proses belajar,” ujar perempuan lulusan jurusan psikologi Universitas Indonesia pada 1992 itu.
Selain itu, orang tua dilarang menghakimi dan melabeli anak. Meremehkan pengalaman anak. Pihak yang terlibat dapat merasakan rasa bersalah. “Memaksa anak bercerita dan bertindak jika belum siap. Membiarkan bullying terjadi tanpa solusi,” imbuh Ratih.
Ledakan itu terjadi di masjid SMA Negeri 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025) siang. Akibat kejadian itu 54 orang terluka. Polisi menemukan senjata api jenis SS2 Bertuliskan ‘Welcome To Hell’ di lokasi ledakan SMAN 72 Jakarta. (dan)








