INDOPOSCO.ID – Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil dipertahankan pada triwulan III 2025 di level 5,04 persen (YoY). Kinerja tersebut ditopang oleh kuatnya permintaan domestik, ekspor yang solid, investasi yang resilien, serta optimalisasi belanja Pemerintah.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, perkembangan aktivitas ekonomi di awal triwulan IV yang masih ekspansif serta strategi kebijakan di akhir tahun diyakini mampu menjaga pertumbuhan ekonomi 2025 sesuai target.
“Realisasi triwulan III menunjukkan bahwa APBN dikelola secara efektif, diperkuat koordinasi erat dengan otoritas moneter dan sektor keuangan. APBN berperan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung kinerja dunia usaha agar lebih berdaya saing terutama di tingkat global,” ujar Purbaya dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).
Ia menerangkan, dukungan fiskal juga diberikan melalui penempatan Rp200 triliun kas negara secara prudent untuk memastikan likuiditas ekonomi tetap memadai, disertai langkah nonfiskal dalam mengurai hambatan investasi.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen (YoY), didorong peningkatan mobilitas masyarakat, transaksi digital, serta kebijakan Pemerintah. Pengeluaran untuk transportasi dan komunikasi naik 6,41 persen, sedangkan konsumsi restoran dan hotel tumbuh 6,3 persen, sejalan dengan lonjakan perjalanan wisatawan nusantara sebesar 21,8 persen.
Konsumsi Pemerintah turut tumbuh 5,49 persen, mencerminkan komitmen menjaga momentum ekonomi melalui percepatan dan optimalisasi belanja, terutama Belanja Barang dan Belanja Pegawai yang masing-masing meningkat 19,3 persen dan 9,0 persen.
Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) mencatat pertumbuhan 5,04 persen (YoY), ditopang keyakinan pelaku usaha terhadap prospek ekonomi dan dukungan Pemerintah dalam menjaga stabilitas iklim usaha. Investasi mesin bahkan melonjak 17,00 persen, seiring peningkatan kapasitas produksi dan modernisasi industri.
Ekspor barang dan jasa riil tumbuh signifikan 9,91 persen (YoY), menjadi motor utama pertumbuhan. Ekspor barang naik 10,16 persen, terutama lemak dan minyak nabati, besi-baja, serta mesin dan peralatan listrik. Ekspor jasa tumbuh 7,62 persen berkat kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara 21,8 persen.
Sementara impor barang dan jasa riil hanya naik 1,18 persen, menunjukkan dominannya ekspor dalam neraca perdagangan.
Dari sisi produksi, sektor industri pengolahan tumbuh solid, terutama subsektor berbasis hilirisasi. Industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen, logam dasar melonjak 18,62 persen, dan industri kimia-farmasi tumbuh 11,65 persen. PMI manufaktur pun menandakan ekspansi di level 51,2 pada Oktober 2025.
Secara spasial, seluruh wilayah Indonesia mencatat pertumbuhan positif. Sulawesi menjadi yang tertinggi dengan 5,84 persen, disusul Jawa 5,17 persen, Sumatera 4,90 persen, Kalimantan 4,70 persen, serta Bali–Nusa Tenggara 4,71 persen. Sementara Maluku–Papua tumbuh moderat 2,68 persen.
Momentum ini berdampak positif pada penciptaan lapangan kerja sebesar 1,9 juta orang, menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari 4,91 persen pada Agustus 2024 menjadi 4,85 persen di Agustus 2025.
Pemerintah menyiapkan program stimulus Rp34,2 triliun dan delapan program akselerasi senilai Rp15,7 triliun di triwulan IV 2025 untuk menjaga daya beli dan kinerja dunia usaha. Peran Danantara dan Satgas P2SP juga dioptimalkan guna mempercepat investasi dan proyek strategis.
“Ke depan, Pemerintah terus mendorong agar mesin pertumbuhan ekonomi berjalan lebih cepat. Kebijakan fiskal, sektor keuangan, dan iklim investasi yang sehat akan terus disinergikan untuk menciptakan pertumbuhan tinggi. Tidak hanya tinggi, namun juga stabil dan dapat menciptakan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan,“ tutup Purbaya.
Dengan langkah sinergis tersebut, Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2025 dapat mencapai target 5,2 persen, menjaga momentum pemulihan dan memperkuat fondasi ekonomi nasional yang inklusif dan berdaya saing. (her)









