INDOPOSCO.ID – Di tengah suhu ekonomi global yang masih panas dan penuh ketidakpastian, Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) nasional tetap kokoh.
Hal tersebut disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Triwulan IV Tahun 2025 di Jakarta, Senin (3/11/2025).
“Ketahanan eksternal tetap terjaga dan nilai tukar Rupiah tetap terkendali di tengah ketidakpastian global,” ujar Perry.
Menurut Perry, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2025 masih sangat kuat yakni 148,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut setara dengan pembiayaan enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional yang hanya sekitar tiga bulan impor.
Meski sempat melemah 1,05 persen point-to-point pada akhir triwulan III 2025 dibandingkan Agustus akibat tekanan global, Rupiah kembali menguat. Per 31 Oktober 2025, nilai tukar berada di kisaran Rp16.630 per dolar AS, naik 0,21 persen point-to-point dibanding akhir September 2025.
“Peningkatan konversi valas ke rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) juga mendukung tetap terkendalinya nilai tukar rupiah,” jelasnya.
BI juga mencatat tekanan inflasi masih dalam batas target. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 berada di level 2,65 persen year-on-year, dengan inflasi inti sebesar 2,19 persen year-on-year. Kondisi tersebut didorong oleh permintaan domestik yang belum pulih penuh serta konsistensi kebijakan moneter dalam mengendalikan ekspektasi inflasi.
Inflasi administered prices (AP) – komponen harga yang diatur Pemerintah – tercatat rendah di angka 1,10 persen year-on-year, dipengaruhi penurunan tarif angkutan dan harga bensin, meskipun harga jual eceran rokok meningkat.
Sebaliknya, tekanan harga pada kelompok pangan bergejolak atau volatile food (VF) naik signifikan menjadi 6,44 persen year-on-year. Pemicunya antara lain naiknya harga cabai, bawang, beras, dan daging ayam ras pasca-panen serta peningkatan biaya produksi.
“Sinergi pengendalian inflasi VF terus dilakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID) dan penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” imbuhnya.
Memasuki Oktober 2025, lanjut Perry, inflasi IHK meningkat menjadi 2,86 persen year-on-year, dengan seluruh komponen mengalami kenaikan: inflasi inti mencapai 2,36 persen year-on-year, inflasi AP menjadi 1,45 persen year-on-year, dan VF sedikit naik menjadi 6,59 persen year-on-year.
Indonesia memasuki penghujung tahun dengan fondasi ekonomi yang tetap tangguh. Dengan penguatan cadangan devisa, nilai tukar Rupiah yang kembali stabil, serta inflasi yang masih dalam koridor sasaran, kebijakan otoritas moneter dan koordinasi lintas lembaga menjadi kunci menghadapi guncangan global ke depan. (her)
			
			









