INDOPOSCO.ID – PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI IJ) membukukan laba bersih Rp146 miliar pada kuartal III tahun 2025 atau turun sebesar 13 persen year on year (YoY). Penurunan laba tersebut terutama disebabkan penurunan pendapatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih pada kuartal III 2025 ini mencapai 85 persen dari revisi target laba bersih perseroan di tahun 2025. Kinerja Perseroan pada kuartal III 2025 ini cukup baik dan memberikan kontribusi pada perolehan laba yang cukup signifikan selama tiga kuartal ini.
SUNI berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp715 miliar pada kuartal III 2025 atau mengalami penurunan 11 persen YoY dibandingkan periode yang sama di tahun 2024 dan telah mencapai revisi target pendapatan Perseroan tahun ini 75 persen.
Penurunan pendapatan usaha tersebut terutama disebabkan penurunan volume penjualan OCTG casing, sedangkan volume penjualan OCTG tubing cukup stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Volume penjualan OCTG pada kuartal III 2025 lebih baik dibandingkan dengan penjualan pada semester I, sehingga dapat membantu menopang kinerja Perseroan di 2025.
Di samping itu, CAGR laba bersih dan penjualan pada periode 2021-2024 adalah masing-masing 63 persen dan 35 persen menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik pada periode tersebut.
Meskipun telah dilakukan pembagian dividen dan pembelian saham kembali pada tahun ini, ekuitas SUNI tetap meningkat sebesar 5 persen menjadi Rp817 miliar dibandingkan kuartal III 2024. Walaupun hutang bank mengalami kenaikan seiring dengan progres pembangunan Pabrik ke-2nya, Perseroan tetap berhasil menjaga rasio-rasio keuangan sesuai ketentuan kredit dengan Debt to Equity Ratio (DER) pada level 0,46 kali atau jauh berada di bawah ketentuan kredit yaitu maksimal 2,5 kali.
Pada kuartal III 2025, meskipun penjualan mengalami penurunan dan Perseroan melakukan pembayaran yang cukup signifikan untuk uang muka persediaan, SUNI tetap berhasil mendapatkan arus kas positif dari aktivitas operasional Rp105 miliar, atau menurun sebesar 57 persen YoY. Perseroan juga melakukan investasi Rp164 miliar, nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 2 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp160 miliar.
Peningkatan pengeluaran kas untuk investasi ini adalah untuk kelanjutan kegiatan pembangunan pabrik ke-2 Perseroan di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau untuk meningkatkan kapasitas produksi. Dari aktivitas pendanaan, arus kas bersih dikeluarkan Rp53 miliar atau meningkat 318 persen YoY terutama untuk pembelian kembali saham.
Direktur Utama PT Sunindo Pratama Tbk, Willy Johan Chandra mengatakan meskipun hasil pada kuartal III 2025 menurun dibandingkan dengan tahun lalu, SUNI tetap dalam jalur pertumbuhan yang diharapkan dan masih dalam pencapaian level laba yang cukup solid.
Jika melihat rata-rata penjualan maupun laba dalam beberapa tahun ini masih cukup baik dan masih dalam koridor rencana strategis Perseroan. Namun, kinerja selama periode kuartal III 2025 ini juga cukup baik sehingga secara kumulatif kinerja Perseroan tidak terlalu signifikan penurunannya dibandingkan dengan tahun lalu.
Penurunan penjualan di tahun ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan OCTG casing. Untuk produk casing, pengiriman barang dari tender-tender yang sebelumnya dimenangkan oleh Perseroan sudah sebagian besar dikirimkan kepada pelanggan tahun lalu, sehingga saat ini Perseroan sedang berusaha untuk dapat memenangkan tender-tender yang baru.
”Saat ini Perseroan masih terus berfokus pada peningkatan kapasitas produksi in-house dari entitas anak Perseroan, PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM). Fasilitas plant 2 RTM ini ditargetkan untuk dapat beroperasi pada tahun 2026. Saat ini, penyelesaian pembangunan secara fisik telah hampir selesai. Progres pembangunan hingga 3Q 2025 ini telah sesuai target dan telah dilaksanakan instalasi sebagian mesin-mesin untuk pabrik baru tersebut. Kami juga telah memulai persiapan untuk mendapatkan sertifikat API untuk pabrik baru tersebut. Peningkatan kapasitas produksi tersebut diharapkan dapat semakin meningkatkan kinerja operasional dan keuangan Perseroan ke depan serta menjamin dan ketersediaan OCTG tubing secara nasional. Untuk produk casing, penjualannya memang didapatkan dari proses tender yang cukup ketat tingkat persaingannya, sehingga penjualannya dari tahun ke tahun bisa cukup berfluktuasi, tidak seperti tubing yang cukup stabil,” jelas Willy, dalam keterangannya, dikutip Senin (3/11/2025).
Direktur Operasional SUNI, Bambang Prihandono mengyampaikan Perseroan terus mempersiapkan tim operasional yang diperlukan berkaitan dengan pembangunan dan operasional plant 2 RTM.
“Kami juga telah mencoba untuk membuat produk-produk yang baru, agar nantinya dapat memanfaatkan meningkatnya kapasitas produksi dari plant 2 RTM, walaupun memang dalam pembuatan produk baru ini sedikit mengorbankan kapasitas produksi tahun ini,” ujarnya.
Pada akhir tahun 2024 lalu, Perseroan telah menyelesaikan pendirian workshop untuk produk wellhead dan x’mas tree sebagai langkah lanjutan pembentukan joint venture bersama Jiangsu Jinshi Machinery Group (JMP), PT Petro Sinergy Manufacturing (PSM). Saat ini, PSM telah mulai beroperasi secara komersial. PSM akan menjadi strategic asset kedua bagi Perseroan untuk menghasilkan wellhead dan x’mas tree yang memenuhi TKDN dan berstandar internasional dengan harga yang kompetitif.
“Setelah memperoleh sertifikasi API dan mendapatkan sertfikasi TKDN, PSM telah mulai beroperasi secara komersial dan diharapkan dapat terus meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan kontribusi pada kinerja SUNI,” kata Bambang.
Direktur Keuangan PT Sunindo Pratama Tbk, Freddy Soejandy menambahkan kinerja yang baik di kuartal III 2025 ini membantu pencapaian revisi target laba bersih sebesar 85 persen di tahun 2025.
“Perseroan pada kuartal III 2025 ini telah mengeluarkan capital expenditure (capex) Rp164 miliar untuk perampungan pembangunan pabrik kedua RTM dari total rencana capex yang akan dikeluarkan tahun ini Rp205 miliar,” ucapnya.
PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) didirikan pada bulan September 2002 dan bergerak di bidang aktivitas penunjang industri minyak dan gas bumi (migas) utamanya industri seamless pipes/OCTG tubing.(rmn)









