INDOPOSCO.ID – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan tekadnya menjadikan Jakarta sebagai kota yang benar-benar inklusif, di mana setiap warga, termasuk penyandang disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan bekerja.
Hal itu disampaikan Pramono saat membuka acara Job Fair dan Upskilling Disabilitas 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (3/11/2025).
“Bagi saya, disabilitas harus mendapat peran yang konkret. Di Balai Kota, misalnya, sudah ada Café Difabis yang sepenuhnya dikelola penyandang disabilitas. Ke depan, kami akan menghadirkan konsep serupa di kawasan Dukuh Atas,” ujarnya.
Pramono menekankan bahwa penyediaan lapangan kerja dan pemberdayaan UMKM disabilitas bukan hanya bentuk empati, melainkan kebutuhan nyata di masyarakat.
Jakarta, lanjutnya, terus memperluas akses bagi kelompok disabilitas. Di antaranya dengan kartu difabel, layanan pasukan putih yang siap menjemput bola ke rumah lansia dan disabilitas, serta fasilitas transportasi umum yang digratiskan bagi 15 golongan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
“Kami ingin pertumbuhan ekonomi Jakarta yang menyumbang 16 persen terhadap GDP nasional, benar-benar dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Disnakertransgi DKI Jakarta Syaripudin menjelaskan, kegiatan Job Fair dan Upskilling Disabilitas 2025 merupakan bagian dari komitmen Jakarta menuju kota global yang berkeadilan
“Sekaligus hari ini memperingati Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember 2025,” kata dia.
Lanjutnya, kegiatan ini diikuti oleh 21 perusahaan yang membuka 107 lowongan kerja, serta 80 peserta pelatihan upskilling di bidang digital, desain grafis, membatik, dan public speaking.
“Total 300 penyandang disabilitas dari jenjang SMA hingga S1 berpartisipasi dalam proses rekrutmen berbasis web,” jelasnya.
Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Sosial, Chico Hakim, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bukti keseriusan Gubernur Pramono dalam membuka ruang kerja untuk semua golongan.
“Job fair kali ini bukan hanya ajang seremonial, tapi bukti nyata bahwa Jakarta di bawah kepemimpinan Pramono–Rano membangun kota yang benar-benar inklusif,” pungkasnya. (fer)









