INDOPOSCO.ID – Di tengah geliat industri keuangan nasional yang terus tumbuh, sektor perbankan syariah justru mulai melambat. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pembiayaan syariah pada September 2025 hanya naik 7,55 persen secara tahunan (YoY), lebih rendah dibanding kredit perbankan konvensional yang naik 7,70 persen YoY.
Padahal, beberapa bulan sebelumnya, bank syariah konsisten unggul. Per Juni 2025 misalnya, pertumbuhannya mencapai 8,37 persen YoY, melampaui industri secara umum.
Menurut pengamat ekonomi syariah sekaligus Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat, perlambatan ini bukan tanpa sebab.
Sebab, pemerintah menempatkan dana jumbo Rp200 triliun ke bank-bank negara atau Himbara, yang memberikan ruang likuiditas tambahan untuk mempercepat penyaluran kredit. Dampaknya, ada perpindahan debitur ke bank BUMN, termasuk dari bank syariah swasta. Seraya menegaskan dinamika persaingan yang kini semakin ketat.
“Ada contoh nyata nasabah bank syariah swasta yang diambil alih pembiayaannya oleh bank Himbara,” ujar Emir melalui gawai, Minggu (2/11/2025).
Emir memproyeksikan ritme melambat ini masih bisa berlanjut hingga 2026, meski tetap ada peluang kebangkitan. BI sendiri sudah mengoreksi target pertumbuhan pembiayaan syariah 2025 dari 11 – 13 persen menjadi 8 – 11 persen. Jika tak ada dorongan kebijakan yang signifikan, tren itu bisa berulang tahun depan.
Semua, kata Emir, kembali pada denyut ekonomi nasional. “Kalau ekonomi mulai bergerak kembali, ada peluang bank syariah bisa tumbuh lebih besar. Nature bank syariah itu mengikuti sektor riil. Jika sektor riil tumbuh, bank syariah ikut tumbuh,” jelasnya.
Lebih lanjut, Emir menambahkan bahwa kinerja Bank Syariah Nasional akan menjadi katalis penting. “Kalau memang bisa progresif mungkin bisa jadi pembeda bagi keuangan syariah,” tambahnya.
Di tengah kompetisi yang makin sengit, industri syariah kini berada di persimpangan, antara bertahan mengikuti ritme pasar atau melompat lebih tinggi lewat inovasi dan strategi agresif. (her)









