INDOPOSCO.ID – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menjelaskan langkah-langkah utama dalam upaya transformasi digital nasional yang mengutamakan prinsip inklusivitas dan manusiawi.
Dia menyoroti tiga langkah penting yang kini dijalankan pemerintah dalam upaya tersebut yaitu membangun ekosistem digital yang inklusif, mempercepat inovasi dan efisiensi, serta mencetak talenta digital unggul.
Dalam sambutannya pada Forum Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2025 di Jakarta Pusat, Kamis, Meutya menegaskan bahwa transformasi digital bukan hanya soal teknologi baru, tetapi tentang manusia dan kesempatan yang lebih adil bagi semua orang.
“Transformasi digital bukan urusan teknologi saja, tapi tentang manusianya, tentang kesempatan yang lebih adil bagi semua dari kota hingga pelosok,” kata Meutya.
Dia menekankan bahwa pembangunan digital tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik, seperti BTS dan satelit, tetapi juga pembangunan talenta manusia.
“Manusia juga menjadi bagian dari infrastruktur digital yang penting untuk disiapkan,” ungkapnya.
Meutya menjelaskan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah menyelenggarakan program Digital Talent Scholarship dan AI Talent Factory untuk melahirkan talenta digital baru.
Selain itu, Kemkomdigi juga menghadirkan ruang bagi para talenta digital tersebut untuk terhubung dengan industri melalui Garuda Spark Innovation Hub dan HUB.ID Connection Hub.
Sementara di sisi infrastruktur konektivitas, program Satelit Republik Indonesia (SATRIA) I telah menghadirkan akses internet di 27.865 titik layanan publik dan peluncuran Satelit Nusantara V menambah kapasitas broadband nasional menjadi 370 Gbps, tertinggi di ASEAN.
“Di Indonesia Timur, misalnya Papua, sudah ada 1.631 titik layanan publik. Jadi kalau yang sering bertugas di Papua, koneksinya jauh lebih baik dari sebelumnya, tentu juga terus membangun di wilayah 3T lainnya,” kata Meutya.
Dengan tersedianya konektivitas dan kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia kini menjadi pasar digital terbesar di ASEAN dengan 229,4 juta pengguna internet atau 80,6 persen dari populasi.
Menurut Meutya, jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur konektivitas yang terus berjalan. Konektivitas yang semakin luas disebut telah menghadirkan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat.
“Gerobak-gerobak kecil sekarang sudah menggunakan QRIS. Jadi kami ikut berbangga dan senang, karena ekosistem digital sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Meutya mengatakan sinergi dan inovasi menjadi dua aspek utama untuk mengakselerasi transformasi ekonomi dan keuangan digital.
“Kemajuan hanya dapat dicapai jika pemerintah, regulator, industri, akademisi, dan pelaku inovasi melangkah bersama,” tegasnya. (bro)
 
 
			 
			 
 
					








