INDOPOSCO.ID – Banjir masih merendam sejumlah titik di Kota Semarang, Jawa Tengah. Akibat bencana tersebut puluhan ribu orang terdampak dan menelan korban jiwa. Banjir sudah terjadi sejak pertengahan Oktober 2025.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, ada dua penyebab banjir di Kota Semarang sulit surut. Pertama faktor cuaca. Kedua, pembangunan proyek pemerintah di wilayah tersebut.
Radar cuaca Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang menunjukkan, awan konvektif dengan potensi hujan sedang hingga lebat masih muncul di beberapa titik. Meski wilayah hilir tak diguyur hujan, bagian hulu justru masih bergejolak.
“Kondisi ini membuat banjir di Kota Semarang seolah enggan pergi. Di sisi lain, keberadaan proyek tol dan tanggul laut turut memperlambat aliran air menuju laut,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Pantauan tim Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), genangan masih terpantau di sepanjang Jalan Kaligawe Raya hingga wilayah Genuk. Ketinggian air di depan RSI Sultan Agung bahkan kembali naik hingga 90 sentimeter.
Sebagian masyarakat terpaksa mengungsi akibat terdampak banjir dan satu orang dilaporkan hilang. “Sebanyak 22.669 jiwa terdampak, dan 39 jiwa harus mengungsi. Tiga warga dilaporkan meninggal dunia akibat laka air, sementara satu orang masih dalam pencarian,” ujar Abdul Muhari.
Sejumlah pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pusat Pengendalian Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air (PPSDA), dan BNPB terus beroperasi untuk mempercepat surutnya air.
“Air yang menggenangi kawasan tengah hingga utara kota disedot menuju dua kolam retensi, lalu dialirkan ke Laut Jawa. Namun, debit air masih terus bertambah karena pasokan dari hulu Sungai Tenggang dan Sringin belum berhenti,” imbuh Aam disapanya. (dan)









