INDOPOSCO.ID – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berupaya meningkatkan pengamanan hulu migas, melalui pemanfaatan teknologi digital maupun pemberdayaan masyarakat demi ketahanan energi nasional.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, penguatan keamanan hulu migas tidak lagi dapat dipandang sebatas aspek fisik, tetapi harus terintegrasi dengan sistem digital, intelijen, dan sosial masyarakat.
“Ancaman terhadap energi kini multidimensi. Mulai dari sabotase, kejahatan siber, hingga konflik sosial di sekitar wilayah operasi. Strategi pengamanan harus bertransformasi, adaptif terhadap teknologi, dan berakar pada kolaborasi lintas lembaga,” kata Djoko Siswanto dalam keterangan video saat rapat kerja (raker) pengamanan hulu migas 2025 di Bogor, Selasa (28/10/2025).
Ia menjelaskan, raker ini juga menjadi momentum untuk memperkuat ketahanan energi nasional melalui keamanan yang berkelanjutan.
“Kita ingin membangun ekosistem pengamanan hulu migas yang tidak hanya melindungi aset negara, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar dan mendukung agenda transisi energi,” ucap Djoko.
Raker itu ditargetkan melahirkan sejumlah capaian konkret, antara lain peta risiko nasional (National Risk Map) yang memetakan titik rawan illegal drilling, ancaman siber, dan konflik sosial, protokol intelijen bersama, serta model Community-Based Surveillance (CBS) di daerah operasi rawan sosial.
Selain itu, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) akan menyiapkan pilot project Digital Command Center dan panduan keamanan proyek transisi energi.
“Ketahanan energi nasional tidak akan tercapai tanpa keamanan yang kokoh dan berkelanjutan. Grand design ini akan menjadi dasar untuk memastikan setiap operasi migas berjalan aman, efisien, dan berdaya saing,” imbuh Djoko. (dan)









