• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Pendidikan, Gizi, dan Guru: Tiga Pilar Nyalakan Sumpah Pemuda ke-97

Laurens Dami by Laurens Dami
Selasa, 28 Oktober 2025 - 13:42
in Nasional
7

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pemuda Peduli Pendidikan dan Demokrasi Indonesia (PALPASI), Yulinar Havsa Pasaribu. Foto: Istimewa

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Di usia 97 tahun Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini, Selasa (28/10/2025), pesan persatuan itu mendapat tafsir baru dari generasi yang tumbuh di tengah disrupsi digital.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pemuda Peduli Pendidikan dan Demokrasi Indonesia (PALPASI), Yulinar Havsa Pasaribu, tantangan hari ini bukan lagi melawan penjajahan fisik, melainkan membebaskan pikiran dari kebodohan dan kemiskinan informasi.

“Siapa yang menggerakkan bangsa ketika jalan masih gelap? Sejarah menjawab: para pemuda, pelajar, mahasiswa,” ujar Yulinar, Selasa (28/10/2025).

Ia mengutip Mohammad Hatta yang pernah menulis bagaimana “pelajar dan mahasiswa di tanah air juga tidak tinggal diam, menanam dan menghidupi cita-cita yang dianjurkan oleh Perhimpunan Indonesia,”. Ini membuktikan bahwa pemuda adalah mesin penggerak gagasan, bukan sekadar tenaga cadangan.

Pasaribu menyoroti warisan Ki Hadjar Dewantara yang relevan lintas generasi. Pertama, etik kepemimpinan pendidikan yang padat makna: “Ing ngarsa sung tulada. Ing madya mangun karsa. Tut wuri handayani”. Prinsip ini adalah desain relasi di mana otoritas hadir tanpa menindas, dan kebebasan dibimbing tanpa didikte.

Kedua, kompas filosofisnya yang tajam: “Benih-benih hidup merdeka akan tumbuh subur apabila ditaburkan melalui jalan pendidikan”.

Di sini, pendidikan diposisikan sebagai medium pembebasan, cara menanam nalar, martabat, dan kemandirian. Esensi ini bergaung global, sebagaimana ditunjukkan memoar Educated karya Tara Westover, di mana ilmu pengetahuan adalah satu-satunya jalan membebaskan individu dari kungkungan dogma.

Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Maju, pendidikan bukan sekadar sektor, tetapi fondasi moral dan intelektual bangsa. Semangat Sumpah Pemuda, pemerataan dan persatuan, harus hadir bukan hanya dalam pidato, tetapi dalam kebijakan yang hidup di ruang kelas dan meja makan anak-anak bangsa.

Yulinar menilai, arah pendidikan nasional saat ini sudah menuju jalur yang tepat, namun keberhasilannya bergantung pada kesungguhan menata akar: gizi, akses, dan kualitas pengajar.

Salah satu program yang menurutnya paling mendasar adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah investasi yang membangun otak sebelum kurikulum. Bagi Yulinar, program ini bukan sekadar kebijakan populis, melainkan strategi biologis bangsa. Namun, ia mengingatkan, tantangan terbesar justru terletak pada implementasi: logistik di daerah 3T, sanitasi, serta akuntabilitas anggaran.

Selain gizi, Yulinar menilai pentingnya menghadirkan dua sayap pendidikan nasional: Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat. Sekolah Garuda dirancang sebagai laboratorium unggulan berkelas dunia, tempat lahirnya pemimpin global; sementara Sekolah Rakyat menjadi simbol keadilan, agar anak di pulau terluar memiliki hak belajar yang sama dengan anak di kota besar.

Dua konsep itu, menurutnya, adalah refleksi nyata dari Sumpah Pemuda antara keunggulan dan kesetaraan. Namun, Yulinar mengingatkan satu hal krusial, yakni guru adalah jantungnya pendidikan.

Di peringatan Sumpah Pemuda ke-97, Yulinar menyerukan agar seluruh elemen bangsa menghentikan sekadar mengenang, dan mulai mengobarkan apinya semangatnya.

“Sumpah Pemuda bukanlah prasasti sejarah yang beku, melainkan perintah tempur untuk masa depan. Pendidikan adalah medan juangnya!” imbuhnya.

Ia menekankan bahwa program-program mulia ini harus diukur dari peningkatan nyata pada status gizi anak dan peningkatan hasil belajar yang merata dari Sabang hingga Merauke. Generasi Emas 2045 bukan sekadar mimpi di ujung jalan, melainkan hasil dari perjuangan kolektif yang dimulai hari ini.

“Mari kita pastikan setiap rupiah yang digelontorkan benar-benar menjadi gizi untuk masa depan, setiap Sekolah Rakyat benar-benar menjadi mercusuar ilmu, dan setiap guru merasa didukung untuk mengukir karakter bangsa,” tambahnya.

Karena sejatinya, Sumpah Pemuda bukan sekadar janji di masa lalu, melainkan naskah tak selesai yang harus kita tulis ulang, setiap hari, dengan pena pengetahuan dan tinta pengabdian. (her)

Tags: gizigurupendidikan
Previous Post

Kyuhyun Berbagi Ciuman dengan Jerapah dalam Petualangan Safari Bersama Lee Soo Geun dan Eun Ji Won di “Three Idiots in Kenya”

Next Post

Momentum Sumpah Pemuda, UBL Kukuhkan 1.142 Wisudawan Siap Go Internasional

Related Posts

bksda
Nasional

BKSDA Ingatkan Sanksi Hukum bagi Penjual Suvenir Satwa Dilindungi

Minggu, 2 November 2025 - 23:33
Tangkapan layar - Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI Ahmad Iman Sukri di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (29/9/2025). (ANTARA/HO-DPR)
Nasional

Anggota DPR Desak Komnas HAM-Polri Usut TPPO Nelayan Indonesia

Minggu, 2 November 2025 - 22:42
tito
Nasional

Mendagri Jelaskan Dasar Hukum Dukungan Pemda Terhadap PSN

Minggu, 2 November 2025 - 22:32
dbd
Nasional

Pemerintah Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor Tekan Lonjakan DBD

Minggu, 2 November 2025 - 22:22
17620726693298574838237519269875
Nasional

Tiga Tokoh Indonesia Serukan Perdamaian Dunia di Roma

Minggu, 2 November 2025 - 22:02
gibran
Nasional

Wapres Ajak GP Ansor Bersinergi Kawal Pembangunan Nasional

Minggu, 2 November 2025 - 21:31
Next Post
FB

Momentum Sumpah Pemuda, UBL Kukuhkan 1.142 Wisudawan Siap Go Internasional

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-01 at 08.26.51 (1)

    Bhayangkara FC vs Persita: Pendekar Cisadane Janjikan Laga Sulit untuk The Guardian

    966 shares
    Share 386 Tweet 242
  • PPK BPJN Banten Bantah Pekerjaan Ruas Jalan Nasional Bayah Cibareno Mangkrak, Ini Alasannya

    671 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Ampas Teh

    719 shares
    Share 288 Tweet 180
  • Presiden Prabowo Pulang Lebih Cepat dari KTT ASEAN karena Hal Mendesak

    662 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Kepala BNN Ajak Generasi Muda Jadi Pejuang Anti-Narkoba

    655 shares
    Share 262 Tweet 164
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.