INDOPOSCO.ID – Siapa bilang batu bara hanya berakhir di cerobong asap pembangkit listrik? PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membuktikan bahwa sumber daya hitam itu bisa berubah menjadi harapan hijau bagi masa depan pertanian Indonesia.
Melalui inovasi berkelanjutan di luar sektor energi, perusahaan tambang pelat merah ini melangkah lebih jauh dengan mengembangkan kalium humat, bahan alami yang berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah. Produk hasil olahan batu bara ini digadang menjadi kunci baru dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Inovasi tersebut sejalan dengan arah Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat. Tak hanya riset di atas kertas, PTBA bahkan siap mengkomersialisasikan produk kalium humat itu di bawah merek BA Grow, yang akan hadir dalam dua bentuk: padat dan cair.
Produk ini juga telah memenuhi standar senyawa humat sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019, menandai kesiapan PTBA membawa batu bara ke babak baru – dari bahan energi fosil menjadi solusi pertanian berkelanjutan.
Langkah inovatif PTBA dalam mengolah batu bara menjadi produk bernilai tambah mendapat sorotan dalam ajang Hipmi-Danantara Indonesia Business Forum 2025 di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Di hadapan para pelaku industri dan pebisnis muda, perusahaan tambang pelat merah ini menegaskan bahwa hilirisasi batu bara bukan hanya soal energi, tetapi juga tentang keberlanjutan.
“Inovasi ini menjadi bukti bahwa batu bara tidak selalu identik dengan energi fosil yang hitam. Dengan pendekatan teknologi yang tepat, sumber daya alam tersebut dapat diolah menjadi produk ramah lingkungan yang mendukung sektor pangan nasional,” ujar Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto.
Tak berhenti di sana, PTBA membuka pintu selebar-lebarnya untuk berkolaborasi. Melalui pilot project bersama para ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), perusahaan berhasil memproduksi 150 ton kalium humat per tahun, bukti bahwa hilirisasi batu bara bukan lagi mimpi.
“Kami sangat terbuka untuk bekerja sama. Tidak hanya reseller, tapi juga partner strategis – baik penyedia teknologi maupun investor yang ingin membangun kemitraan jangka panjang. Kami sadar, inovasi sebesar ini tidak mungkin dijalankan sendirian,” tutur Turino.
Dengan langkah ini, PTBA menegaskan bahwa transformasi hijau tak hanya milik industri energi terbarukan. Dari batu bara yang dulu hanya membara, kini lahir peluang baru, pupuk dari bumi untuk menghidupi bumi. Dan dari hitamnya batu bara, PTBA menumbuhkan warna hijau bagi masa depan pangan Indonesia.(her)







